GAZA, KOMPAS.TV — Gencatan senjata selama empat hari di Gaza antara Israel dan Hamas akan dimulai Jumat (24/11/2023) pagi. Hal ini diungkapkan oleh pemerintah Qatar yang memediasi perundingan antara Israel dan Hamas.
Pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengumumkan gencatan senjata akan dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat pada hari Jumat.
Gencatan senjata awalnya akan dimulai pada Kamis pagi, namun rencana ini menemui hambatan pada malam sebelumnya ketika penasihat keamanan nasional Israel, Tzachi Hanegbi, mengumumkan penundaan satu hari tanpa memberikan alasan.
Namun demikian, kesepakatan gencatan senjata ini merupakan kemajuan diplomatik yang akan menjanjikan bantuan bagi 2,3 juta warga Palestina di Gaza yang telah mengalami pemboman Israel selama berminggu-minggu. Selain itu, keluarga dari orang-orang Israel yang disandera Hamas juga mendapatkan harapan tentang nasib orang yang mereka cintai yang ditawan dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Al-Ansari mengatakan kedua belah pihak telah bertukar daftar orang-orang yang akan dibebaskan, dan kelompok pertama yang terdiri dari 13 perempuan dan anak-anak yang ditahan oleh Hamas akan dibebaskan pada Jumat sore. Dia tidak mengatakan berapa banyak tahanan Palestina yang akan dibebaskan, namun para pejabat mengatakan tiga orang akan dibebaskan untuk setiap sandera.
Baca Juga: Joe Biden Khawatir Jurnalis Ungkap Sejauh Mana Kekalahan Israel di Gaza selama Gencatan Senjata
Sementara itu, peningkatan bantuan untuk warga Palestina akan mulai masuk ke Gaza sesegera mungkin. “Harapannya adalah bahwa momentum dari kesepakatan ini akan mengarah pada pengakhiran kekerasan ini,” kata al-Ansari seperti dikutip dari The Associated Press.
Serangan udara Israel masih berlanjut pada hari Kamis (23/11/2023). Sore harinya, serangan meratakan sebuah bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Setidaknya 12 orang tewas menurut pejabat di Rumah Sakit Al-Aqsa yang berdekatan.
Salah satu warga, Hosni Moharib, mengatakan istri dan beberapa anaknya tewas dan kerabat lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan.
“Serangan itu meledak di rumah, menimpa bayi dan anak kecil. Semua orang di rumah, semuanya tewas,” katanya sambil menangis.
Pemboman Israel, yang kini memasuki minggu ketujuh, telah menewaskan lebih dari 13.300 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, yang melanjutkan penghitungan rinci korban di Gaza akibat perang tersebut. Kementerian tersebut telah berhenti mempublikasikan jumlah korban jiwa sejak 11 November, dan mengatakan bahwa mereka tidak mampu melakukan hal tersebut karena runtuhnya sistem kesehatan di wilayah utara.
Baca Juga: Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata Selama 4 Hari di Gaza
Angka-angka baru ini belum sepenuhnya dirinci, namun perempuan dan anak di bawah umur secara konsisten merupakan dua pertiga dari korban tewas. Angka tersebut belum termasuk angka terkini dari rumah sakit di wilayah utara. Kementerian mengatakan sekitar 6.000 orang dilaporkan hilang, dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan.
Kementerian tidak membedakan antara korban yang berasal dari warga sipil dan dari militan dalam jumlah korban tewas. Israel mengatakan mereka telah membunuh ribuan pejuang Hamas, tanpa memberikan bukti mengenai jumlah tersebut.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.