WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ternyata takut jurnalis mengungkap sejauh mana kekalahan Israel di Gaza selama gencatan senjata.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat senior AS dalam sebuah laporan yang menyoroti lebih jauh perlindungan Washington terhadap Israel dan narasinya.
Dikutip dari Middle East Monitor, Rabu (22/11/2023), dalam artikel yang dipublikasikan Politico, muncul spekulasi bahwa Pemerintah AS benar dalam pendiriannya dalam mendukung respons brutal Israel terhadap operasi 7 Oktober yang dilakukan Hamas.
Baca Juga: Gencatan Senjata dengan Hamas Bikin Pemerintahan Israel Pecah, Ada yang Kesal Perang Terhenti
Pasalnya, dengan begitu Washington dapat dengan mudah mempertahankan pengaruhnya terhadap Israel.
Lebih lanjut, artikel tersebut menyoroti kesepakatan gencatan senjata sementara yang disepakati, merupakan kesuksesan pemerintahan Biden.
Mereka menyebutnya sebagai “titik terang yang langka di masa kelam”.
Meski kesepakatan itu disebut sebagai kemenangan Biden, namun mereka mengungkapkan adanya kekhawatiran Pemerintah AS bahwa itu akan membuat jurnalis menyaksikan sejauh mana kehancuran Israel di Gaza.
Juga menjadi saksi dari kejahatan perang yang telah dilakukan oleh negara Zionis tersebut.
“Adanya kekhawatiran terhadap pemerintah atas konsekuensi yang tak diinginkan pada jeda ini,” menurut seorang pejabat senior AS yang tak disebutkan namanya.
“Bahwa itu akan memberikan akses yang lebih luas bagi jurnalis ke Gaza, dan kesempatan untuk lebih menjelaskan kehancuran (Israel) di sana dan mengubah opini publik terhadap Israel,” tambahnya.
Pengakuan kekhawatiran itu diungkapkan ketika banyak pihak yang memuji fakta bahwa meski Israel memiliki keunggulan militer dan teknis dalam invasi di Gaza, negara zionis itu kalah dalam perang informasi.
Baca Juga: Sudah Sepakat, Pembantu Netanyahu Ungkap Pertukaran Sandera Baru Dilakukan Jumat
Selain itu, mereka juga gagal mempertahankan dukungan di garis depan terkait hubungan masyarakat dan opini publik, bahkan di negara-negara Barat.
Gencatan senjata antara Israel-Hamas dilakukan selama empat hingga lima hari.
Termasuk di dalamnya pertukaran sandera, juga membuka koridor untuk bantuan kemanusiaan.
Sumber : Middle East Monitor
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.