GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel dilaporkan telah menyerang fasilitas-fasilitas kesehatan di Jalur Gaza sebanyak 178 kali dengan korban jiwa mencapai 553 orang sejak 7 Oktober lalu.
Direktur Regional Mediterania Timur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Ahmed Al-Mandhari melaporkan, dari 553 korban terbunuh, 22 di antaranya adalah tenaga medis.
Selain itu, serangan di Gaza juga merusak 24 rumah sakit dan 32 ambulans. Serangan Israel pun melukai sekitar 800 orang, termasuk 48 tenaga kesehatan.
Baca Juga: Erdogan Desak Netanyahu Diseret ke Mahkamah Pidana Internasional atas Kekejaman Israel di Gaza
Al-Mandhari menambahkan, serangan Israel membuat 27 dari 36 rumah sakit dan 47 dari 72 klinik kesehatan primer di Jalur Gaza, terpaksa berhenti beroperasi.
Fasilitas kesehatan Gaza umumnya berhenti beroperasi karena diserang atau kekurangan bahan bakar.
"Rumah sakit-rumah sakit harus diizinkan mengisi kembali sumber daya mereka untuk keberlanjutan operasi," kata Al-Mandhari, Rabu (22/11/2023), dikutip Associated Press.
"Kita tidak bisa terus hanya memberi setetes bantuan di tengah lautan kebutuhan," lanjutnya.
Di lain sisi, seorang staf WHO dan keluarganya dilaporkan terbunuh di Gaza usai rumahnya dibom Israel, Selasa (21/11).
Staf WHO tersebut, Abdullatif Mohammed Alhaj (29), terbunuh bersama suami, dua saudara, serta anaknya yang berusia enam bulan.
Alhaj telah bekerja sebagai administrator pasien WHO sejak 2019. Ia mengungsi ke rumah kerabat di selatan Gaza yang sebelumnya dinyatakan Israel sebagai zona aman.
Akan tetapi, rumah kerabat Alhaj tersebut dibom serangan udara. Terdapat lebih dari 50 orang yang dilaporkan terbunuh dalam serangan ini.
Sejak 7 Oktober lalu, serangan Israel ke Jalur Gaza telah membunuh lebih dari 14.100 jiwa, sebagian besar korban adalah anak-anak, perempuan, dan lanjut usia.
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Utara Jalur Gaza Berhenti Beroperasi
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.