OTTAWA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendesak Israel menahan diri dalam serangan ke Jalur Gaza. Trudeau pun mendesak pemerintah Israel menghentikan pembunuhan "perempuan, anak-anak, dan bayi" di Gaza.
Pernyataan tersebut menjadi seruan paling keras pemerintah Kanada terhadap Israel sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober lalu. Sebelumnya, pemerintahan Trudeau mengaku mendukung Israel untuk "mempertahankan diri" dari Hamas.
Baca Juga: Tank Israel Masuki RS Terbesar di Gaza, Pemerintah Palestina Khawatirkan "Pembantaian"
Akan tetapi, setelah gempuran Israel berlangsung selama lebih dari lima pekan dan membunuh lebih dari 11.200 jiwa, Trudeau mulai mengkritik tindakan Israel.
"Saya mendesak pemerintah Israel menerapkan pembatasan maksimum. Dunia melihat, di TV, media sosial, kami mendengar kesakian-kesaksian dari dokter, keluarga, penyintas, anak-anak yang kehilangan orang tua mereka," kata Trudeau dikutip Al Jazeera, Selasa (14/11/2023).
"Dunia menyaksikan pembunuhan perempuan, anak-anak, bayi. Ini harus berhenti," lanjutnya.
Trudeau menyampaikan kekhwatiran usai korban jiwa serangan Israel di Gaza terus bertambah. Putra eks PM Kanada, Pierre Trudeau itu menegaskan bahwa penderitaan masyarakat Palestina tidak bisa dijadikan "harga keadilan" yang harus ditebus.
"Semua perang punya aturan. Semua jiwa yang tidak bersalah nilainya setara, baik Israel atau Palestina," kata Trudeau.
Benjamin Netanyahu sendiri tidak terima dengan pernyataan Trudeau tersebut. PM Israel itu mengeklaim pihaknya tidak menyasar warga sipil secara sengaja. Netanyahu pun menyalahkan Hamas yang dituduhnya "bersembunyi di balik warga sipil".
Sejak menggempur Gaza pada 7 Oktober lalu, militer Israel telah membunuh setidaknya 11.240 jiwa, termasuk 4.630 anak-anak dan 3.130 perempuan.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Berusaha untuk Kelima Kalinya Rumuskan Resolusi Perang Israel - Hamas
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.