JOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Pemerintah Afrika Selatan menyatakan dukungannya terhadap Palestina di tengah serangan terus-menerus oleh Israel di Jalur Gaza.
Namun demikian, Afrika Selatan juga mengutuk kelompok perlawanan Hamas karena menyerang dan menculik warga sipil Israel.
"Kami yang menikmati kebebasan dari rezim Apartheid sama sekali tidak boleh menjadi bagian dari mereka yang setuju dengan bentuk penindasan seperti apartheid. Ini tidak bisa ditoleransi. Kebrutalan ini tidak boleh diterima," ujar Menteri Luar Negeri, Naledi Pandor dalam sidang parlemen, Rabu lalu saat menyampaikan pernyataan tentang konflik Israel-Palestina.
Pandor mengatakan, Afrika Selatan bersama dunia merasa ngeri melihat kejahatan perang yang dilakukan Israel di Palestina.
Di sana terjadi pembantaian warga sipil, infrastruktur, gedung PBB, dan sasaran rentan lainnya, seperti yang dilaporkan oleh Anadolu, Selasa (14/11/2023).
"Tindakan ini mengingatkan kami pada pengalaman kami sebagai orang kulit hitam Afrika Selatan yang hidup di bawah rezim Apartheid. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa orang Afrika Selatan, seperti orang di berbagai kota di seluruh dunia, turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan dan kekhawatiran mereka terhadap apa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat," katanya.
Minggu lalu, Afrika Selatan menarik semua diplomatnya dari Tel Aviv untuk konsultasi terkait serangan Israel di Gaza.
"Genosida di bawah pengawasan komunitas internasional tidak bisa ditoleransi. Holocaust lain dalam sejarah umat manusia tidak dapat diterima," kata Khumbudzo Ntshavheni, Menteri di kantor presiden kepada wartawan.
Pemerintah Afrika Selatan juga memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk mengambil langkah-langkah diplomatis yang diperlukan terkait perilaku Duta Besar Israel untuk Afrika Selatan, Eliav Belotserkovsky yang dianggap tidak dapat diterima.
Belotserkovsky dituduh membuat komentar merendahkan orang-orang yang menyuarakan protes terhadap serangan warga Palestina.
Afrika Selatan adalah salah satu dari sedikit negara di Afrika yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel maupun Palestina.
Negara ini dengan tegas menyuarakan kemerdekaan Palestina dan mendukung solusi dua negara.
Baca Juga: Afrika Selatan Tuduh Israel Lakukan Genosida, Tarik Dubes dan Semua Staf Diplomatiknya dari Tel Aviv
Hubungan Sejarah
Lesiba Teffo, seorang ilmuwan politik dari Universitas Afrika Selatan mengatakan, Afrika Selatan dan Palestina punya hubungan sejarah selama beberapa dekade dan penting bagi mereka untuk mendukung perjuangan Palestina merdeka.
"Palestina bersama Afrika Selatan selama perjuangan melawan apartheid, sementara Inggris dan Amerika Serikat tidak pernah mendukung kami tetapi selalu mendukung Israel. Konteks ini penting," ujar Lesiba kepada Anadolu.
Teffo mengatakan, Afrika Selatan konsisten dalam mendukung Palestina selama bertahun-tahun.
Dirk Kotze, seorang profesor politik di universitas yang sama, juga mencatat partai penguasa Afrika Selatan, African National Congress (ANC), punya hubungan sejarah panjang dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sejak zaman pahlawan anti-apartheid dan Presiden Afrika Selatan pertama yang berkulit hitam, Nelson Mandela.
Baca Juga: Menteri Israel Ucapkan Seruan Genosida, Sebut Pihaknya Mungkin Jatuhkan Bom Nuklir di Gaza
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.