JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar hubungan internasional menyebut bahwa pertemuan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kemungkinan tidak akan berfokus pada serangan Israel ke Palestina yang telah membunuh lebih dari 11.000 jiwa. Pertemuan Jokowi dan Biden di Washington disebut cenderung bersifat transaksional.
Jokowi sendiri telah berada di Washington setelah mengadiri KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi. KTT tersebut menghasilkan sejumlah ketetapan, salah satunya menuntut penghentian serangan Israel ke Palestina.
Baca Juga: Jokowi Akan Sampaikan Hasil KTT Luar Biasa OKI kepada Biden: Israel Harus Bertanggung Jawab
Jokowi pun mengaku akan menyampaikan hasil-hasil KTT Luar Biasa OKI kepada Joe Biden. Namun, belum diketahui apakah Jokowi akan menekan Biden untuk mendesak Israel menyepakati gencatan senjata.
Dosen hubungan internasional di Universitas Achmad Yani Bandung, Yohanes Sulaiman menyebut isu Palestina kemungkinan tidak akan menjadi topik utama pertemuan Jokowi-Biden. Yohanes menyebut Jokowi akan berfokus pada isu ekonomi.
"Saya kira dia (Jokowi) akan fokus pada ekonomi dan hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat yang lebih luas. Dia bukan tipe pemimpin yang akan berpidato tentang Amerika. Dia akan memastikan hubungan dengan Amerika Serikat berjalan mulus," kata Yohanes, Senin (13/11/2023).
"Dia akan fokus pada apa yang bisa didapat Indonesia dari kunjungan ini dan tidak menghabiskan terlalu banyak waktu pada isu lain. Ini akan menjadi pertemuan yang transaksional," ujarnya.
Jokowi sendiri akan menghadiri KTT APEC di San Fransisco usai menemui Biden. Sang presiden pun diperkirakan akan membahas keanggotaan Indonesia di OECD yang berpeluang menarik lebih banyak investor.
"Dia sepertinya akan membicarakn sejumlah masalah terkait investasi dan perdagangan, khususnya relokasi ibu kota (ke IKN) dan mineral kritis seperti nikel, hilirisasi, dan produksi kendaraan listrik di Indonesia," kata Ahmad Rizky M. Umar, dosen di Universitas Queensland Australia.
"Dia mungkin juga akan membicarakan peningkatan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat menjadi 'kemitraan strategis komprehensif'," ucapnya sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Meskipun demikian, situasi di Gaza semakin mendesak untuk dibicarakan, terlebih usai Rumah Sakit Indonesia dikepung Israel dan sempat dituduh menyimpan terowongan rahasia Hamas.
Jokowi sendiri telah berjanji akan melindungi WNI di Gaza dan Rumah Sakit Indonesia. Sebelumnya, pengelola rumah sakit, MER-C menyampaikan surat terbka kepada Jokowi untuk menekan AS agar segera terjadi gencatan senjata di Jalur Gaza.
Baca Juga: Komite Internasional Palang Merah Desak Perlindungan Warga Gaza yang Dievakuasi Maupun Tetap Tinggal
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.