TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menentang sekutunya sendiri Amerika Serikat (AS) terkait masa depan Gaza.
Netanyahu menentang Otoritas Palestina yang akan memerintah Gaza ketika perang Israel-Hamas usai.
Sebelumnya, AS telah menjanjikan bahwa otoritas Palestina yang akan memimpin Gaza ketika perang Israel-Hamas.
Baca Juga: Terkepung Pengeboman Israel, RS Al Shifa di Gaza Makamkan 100 Jenazah dalam Kompleks Rumah Sakit
Namun, Netanyahu tak sepakat dengan keputusan tersebut.
“Akan ada kontrol keamanan penuh (di Gaza), dengan (Pasukan Pertahanan Israel) mampu masuk kapan pun mereka mau, untuk membunuh teroris yang bisa muncul. Saya bisa katakan apa yang tak akan ada. Tak akan ada Hamas,” ucapnya dikutip dari CNN, Minggu (12/11/2023).
“Lebih jauh lagi, tak akan ada otoritas sipil yang mengedukasi anak-anak untuk membenci Israel, membunuhi Israel, dan menghancurkan negara Israel,” tambahnya.
Otoritas Palestina merupakan badan pemerintahan terpisah, yang beroperasi di Tepi Barat dan didirikan berdasarkan perjanjian Oslo 1993, perjanjian damai antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Pada perjanjian tersebut, PLO menghentikan perlawanan bersenjata melawan Israel demi janji pendirian negara Palestina yang merdeka.
Sementara itu Hamas yang memimpin Gaza memperkenalkan diri mereka sebagai alternatif dari Otoritas Palestina yang dianggap melunak terhadap Israel.
Baca Juga: Kesaksian Tukang Gali Kubur Gaza Makamkan Anak-Anak: Saya Belum Pernah Lihat Kekejaman seperti Ini
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengkritik upaya Netanyahu memberlakukan kontrol keamanan di Gaza pascaperang.
Blinken menegaskan, Otoritas Palestina harus memainkan peranan dalam masa depan Gaza jika Hamas dihancurkan.
“Pada satu titik, hal yang paling masuk akal adalah Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi memiliki tanggung jawab tata kelola dan keamanan di Gaza,” kata Blinken.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.