RIYADH, KOMPAS.TV - Arab Saudi memutuskan menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi KTT Bersama dan Luar Biasa Arab - Islam di Riyadh tanggal 11 November 2023 untuk membahas krisis Gaza daripada mengadakan dua konferensi terpisah, kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, Sabtu (11/11/2023).
Keputusan ini diambil Arab Saudi menanggapi agresi Israel yang luar biasa mengerikan di Gaza, mencerminkan pentingnya menyatukan upaya dan posisi bersama untuk mengatasi perkembangan berbahaya di wilayah tersebut.
Pemimpin dari seluruh dunia, termasuk Presiden Iran Ebrahim Raisi dan pemimpin Arab seperti Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Abdel Fattah El-Sisi dari Mesir, Bashar al-Assad dari Suriah, dan Abdul Latif Rashid dari Irak, telah tiba di Riyadh untuk menghadiri konferensi darurat ini.
Presiden Raisi menekankan perlunya tindakan daripada kata-kata dalam mengatasi konflik Gaza, menyatakan, "Gaza bukanlah tempat untuk kata-kata; tapi harus tindakan."
Presiden Joko Widodo dari Indonesia dan Sady Japarov dari Kirgistan juga termasuk di antara pemimpin yang menghadiri acara tersebut.
Setelah menghadiri KTT Luar Biasa Arab - Islam di Riyadh, Presiden Jokowi akan ke Washington D.C. pada 12 November 2023 untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Presiden Joko Widodo menilai hal tersebut sebagai kesempatan baik guna menyuarakan posisi tegas Indonesia mengenai situasi di Gaza.
“Kunjungan ini juga merupakan kesempatan baik untuk langsung menyampaikan hasil KTT di Riyadh yang mencerminkan solidaritas negara-negara OKI untuk membela keadilan dan kemanusiaan,” ungkapnya.
Baca Juga: Jokowi Pastikan Hadiri KTT OKI di Arab Saudi, Bakal Bahas Situasi Terkini di Jalur Gaza
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, dalam pidatonya pada Pembukaan KTT Arab Saudi-Afrika sebelumnya, mengutuk pelanggaran otoritas pendudukan Israel terhadap hukum kemanusiaan internasional di Gaza.
Konferensi bersama ini menggabungkan KTT Luar Biasa OKI dan KTT Luar Biasa Liga Arab yang awalnya dijadwalkan terpisah, bertujuan untuk menyatukan upaya sebagai respons terhadap keadaan luar biasa di Jalur Gaza Palestina.
Seiring eskalasi krisis Gaza, dengan pasukan Israel terus merangsek maju ke Kota Gaza, warga sipil mencari perlindungan di selatan, dan jumlah korban terus meningkat.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO memperingatkan runtuh totalnya pelayanan kesehatan di Gaza. Rumah sakit kekurangan persediaan medis penting, mengalami kelangkaan air dan listrik, serta menangani pasien tanpa anestesi.
Pembatasan pasokan kemanusiaan ke Gaza oleh Israel semakin menambah kesulitan yang dihadapi oleh wilayah tersebut.
KTT Bersama dan Luar Biasa Arab-Islam bersama ini menandakan upaya kolektif untuk mengatasi situasi kritis di Gaza, mengumpulkan pemimpin dari berbagai negara untuk mendiskusikan dan merumuskan tanggapan bersama terhadap krisis yang sedang berlangsung.
Sumber : Arab News / WAFA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.