JAKARTA, KOMPAS.TV - Presidium MER-C Indonesia membantah tuduhan militer Israel, IDF, bahwa Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza berdiri di atas terowongan Hamas. Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad menegaskan tuduhan Israel tidak benar.
Sebelumnya, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengklaim pihaknya menemukan “terowongan” dan “situs peluncuran roket” di kompleks Rumah Sakit Indonesia.
Sarbini menyebut tuduhan Israel bisa jadi adalah pembenaran untuk menyerang rumah sakit. Sarbini menegaskan RS Indonesia dibangun secara profesional dan murni untuk kebutuhan kesehatan masyarakat Gaza.
Baca Juga: Direktur RS Indonesia di Gaza Minta Pemerintah RI Tekan Negara yang Terlibat Serangan ke Palestina
"Apa yang dituduhkan Israel, bisa jadi ini merupakan suatu pra-kondisi Israel untuk melakukan serangan ke Rumah Sakit Indonesia yang ada di Gaza,” kata Sarbini dalam konferensi pers pada Senin (6/11/2023).
"Tuduhan dari IDF itu merupakan pra-kondisi untuk membenarkan bahwa kita diserang karena itu, makanya kita bantah itu,” katanya kemudian.
Salah satu relawan MER-C Indonesia, Faried Thalib, kemudian menunjukkan foto udara dan menjelaskan denah Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Faried menyebut memang terdapat failitas bawah tanah di Rumah Sakit Indonesia, yakni tempat penyimpanan solar untuk menghidupkan generator. Solar disimpan di bawah tanah karena alasan keamanan dan estetika.
Sarbini pun meminta masyarakat internasional dan Indonesia mengecam Israel agar tidak melakukan “tindakan brutal” terhadap Rumah Sakit Indonesia.
Militer Israel diketahui sudah beberapa kali menyerang sejumlah titik di sekitar Rumah Sakit Indonesia.
Rumah Sakit Indonesia sendiri disebut sebagai satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di utara Gaza di tengah gempuran Israel ke enklav berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa tersebut.
Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila melaporkan bahwa 16 dari 36 rumah sakit dan 51 dari 72 klinik di Jalur Gaza berhenti beroperasi karena dibom Israel atau kehabisan bahan bakar dan obat-obatan.
Selama 31 hari menggempur Jalur Gaza, militer Israel juga menewaskan 175 petugas kesehatan dan 34 petugas pertahanan sipil. Israel juga menyerang ambulans yang membawa korban luka di Gaza.
Baca Juga: 88 Staf PBB Terbunuh Serangan Israel di Jalur Gaza, Angka Kematian Tertinggi dalam Satu Konflik
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.