ISTANBUL, KOMPAS.TV - Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, hari Sabtu, (4/11/2023) mengumumkan 60 warga Israel yang mereka sandera tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Juru bicara Hamas Abu Obeida mengatakan setelah operasi pencarian, "masih ada 23 jenazah (sanderanya) yang terkubur di bawah reruntuhan." seperti laporan Anadolu, Minggu, (5/11/2023)
"Sepertinya kami tidak akan bisa mencapainya karena agresi brutal yang terus berlanjut oleh pendudukan di Gaza," kata Abu Obeida.
Brigade Al-Qassam dalam pernyataan sebelumnya mengatakan mereka menyandera 200 hingga 250 warga dari Israel, termasuk tentara dan warga sipil. Tentara Israel mengatakan ada 242 warga Israel yang ditahan di Gaza oleh kelompok perlawanan Palestina.
Qatar memimpin upaya mediasi antara Hamas dan Israel. Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, hari Sabtu, (4/11/2023) memperingatkan serangan udara Israel di Gaza mempersulit kemungkinan pembebasan tahanan.
Jumlah kematian akibat bombardir Israel di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 9.770 warga Palestina, kata Kementerian Kesehatan di Gaza hari Minggu, (5/11/2203).
"Jumlah kematian akibat agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober menjadi 9.770 orang, termasuk 4.800 anak-anak dan 2.550 perempuan," demikian pernyataan kementerian tersebut seperti yang dilaporkan oleh Anadolu pada hari Minggu, (5/11/2023).
Baca Juga: Peringatan Keras Rusia: Pengosongan Gaza dari Warga Sipil Mengancam Pembentukan Negara Palestina
"Pada 24 jam terakhir, 270 warga Palestina lainnya tewas dalam serangan Israel di Gaza," kata pernyataan tersebut.
Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah terus-menerus diserang sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Selain jumlah korban jiwa yang besar dan pengungsian masif penduduk, pasokan dasar semakin menipis bagi 2,3 juta penduduk Gaza akibat pengepungan Israel. Hampir 1.540 warga Israel juga tewas dalam konflik ini.
Pada sisi lain, juru bicara pemerintah di Gaza, Salama Marouf, pada hari Minggu, (5/11/2023), melaporkan, "Serangan Israel telah merusak 55 masjid, tiga universitas, tiga gereja, dan lima bangunan yang merupakan aset Kementerian Wakaf dan Urusan Agama di Gaza."
Dalam sektor perawatan kesehatan, Marouf mengungkap, "16 rumah sakit, 32 pusat perawatan utama, dan 27 ambulans rusak dan hancur, serta 105 lembaga medis terkena dampak."
Terkait perumahan, serangan Israel mengakibatkan "penghancuran 8.500 rumah dan 40.000 unit perumahan, serta merusak 220.000 unit lainnya, selain kerusakan pada 88 kantor pemerintah dan 220 sekolah, di mana 60 di antaranya terpaksa harus dihentikan operasinya," kata Marouf.
Sebelumnya pada hari Sabtu, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan 15 warga Palestina tewas dan lebih dari 70 orang terluka dalam serangan Israel yang menargetkan Sekolah Al-Fakhoura yang berafiliasi dengan UNRWA di kamp pengungsi Jabalia di utara Jalur Gaza.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.