TEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel membenarkan serangan ke rumah sakit Al-Shifa di Gaza yang telah menewaskan 13 orang warga Palestina.
Serangan dilakukan Israel ke area luar rumah rumah sakit Al-Shifa di Gaza, Jumat (3/11/2023).
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, pasukan Israel menargetkan konvoi ambulans yang membawa warga sipil Palestina yang terluka dari Al-Shifa ke Rafah.
Militer Israel mengonfirmasikan memang telah menyerang ambulans, yang mereka sebut digunakan untuk operasi Hamas.
Baca Juga: PBB: Bendera Kami Tak Mampu Lagi Lindungi Nyawa Warga Palestina, Sudah Tidak Ada Tempat Aman di Gaza
Dikutip dari BBC, Sabtu (4/11/2023), Penasihat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev mengungkapkan Israel percaya Hamas telah menetapkan pusat komando dan kontrolnya di bawah Rumah Sakit Al-Shifa.
Regev mengatakan jika para kombatan membangun kontruksi di bawa infrastruktur warga sipil maka itu menjadi target yang sah.
Israel sebelumnya mengeklaim bahwa Hamas menggunakan populasi di Gaza sebagai tameng manusia, dengan memindahkan sistem militer mereka di bawah infrastruktur sipil.
Serangan tersebut membuat Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus terkejut.
Gencatan senjata sendiri tampaknya masih jauh akan terjadi di Gaza.
Baca Juga: Israel Serang Konvoi Ambulans Dekat RS Indonesia di Gaza, Puluhan Tewas dan Terluka
Pasalnya, Netanyahu menepis kemungkinan gencatan senjata sementara kecuali para sandera segera dibebaskan. Netanyahu menegaskan tidak akan ada kesepakatan apa pun hingga semua sandera dibebaskan oleh Hamas.
Hamas dilaporkan menyandera sejumlah warga Israel, ketika melakukan serangan ke wilayah negara Zionis itu pada 7 Oktober lalu.
Israel kemudian membalas serangan tersebut, dengan rentetan bombardier ke Gaza yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 8.000 orang.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.