MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia mendesak semua pihak mematuhi norma hukum kemanusiaan internasional setelah Israel menyerang kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza yang membunuh ratusan warga sipil.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengomentari serangan udara Israel ke salah satu kamp pengungsi terbesar di Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.
"Kami terkejut oleh laporan tentang tewasnya sejumlah besar warga sipil akibat serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi di kota Jabalia, Jalur Gaza. Menurut pihak Palestina, setidaknya 400 orang menjadi korban serangan ini," ujar Zakharova dalam konferensi pers, Kamis (2/11/2023), sebagaimana dilaporkan oleh TASS.
"Kami sekali lagi mengingatkan semua pihak yang terlibat akan perlunya mematuhi norma hukum kemanusiaan internasional dan bahwa tindakan kekerasan terhadap warga sipil, serangan terhadap bangunan hunian dan infrastruktur sipil, tidak dapat diterima," katanya.
Dia mengatakan, Moskow menegaskan "posisi prinsipnya mendukung gencatan senjata jangka panjang dengan segera, pembukaan akses kemanusiaan yang berkelanjutan ke Gaza, penyediaan bantuan yang diperlukan kepada semua yang membutuhkan, dan pembebasan tawanan."
"Pendekatan inilah yang menjadi dasar resolusi Majelis Umum PBB yang diadopsi pada 27 Oktober."
Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Serangan Israel di Gaza Tembus 9.000, Ribuan Anak Diduga Terkubur Reruntuhan
"Kami percaya bahwa diperlukan kerja intensif untuk segera meredakan situasi saat ini di zona konflik Palestina-Israel berdasarkan posisi mayoritas dalam komunitas internasional," Zakharova menyimpulkan.
Pada Selasa (31/10/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan, Israel melakukan serangkaian serangan udara terhadap kamp pengungsi Jabalia.
Menurut badan kesehatan publik tersebut, setidaknya 50 orang tewas dalam serangan itu. Angka serupa disampaikan oleh direktur rumah sakit Indonesia yang berada di dekatnya.
Kemudian, Kementerian Dalam Negeri Palestina mengatakan jumlah korban tewas dan luka sudah melampaui 400 orang, separuh di antaranya adalah anak-anak.
Kantor berita militer Israel, IDF, mengonfirmasi serangan udara terhadap kamp pengungsi Jabalia. Menurut IDF, serangan tersebut ditargetkan pada kompleks bawah tanah tempat komandan Hamas, Ibrahim Biari, bersembunyi.
IDF mengeklaim Biari yang tewas dalam serangan itu, memainkan peran penting dalam merencanakan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, yang memicu gelombang pertumpahan darah saat ini.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.