NEW YORK, KOMPAS.TV - Pejabat tinggi di Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia, Craig Mokhiber, mengundurkan diri menyusul "genosida" Israel di Jalur Gaza dan kegagalan PBB bertindak terhadap peristiwa tersebut.
Dalam surat pengunduran dirinya pada 28 Oktober 2023, Mokhiber menyebut apa yang terjadi di Gaza "jelas genosida."
Mokhiber, seorang advokat hak asasi manusia internasional, telah bekerja bersama PBB sejak 1992. Ia pernah menjabat sebagai penasihat hak asasi manusia di Afghanistan dan wilayah-wilayah Palestina yang diduduki Israel.
Baca Juga: Rumah Sakit Indonesia Satu-satunya RS yang Masih Beroperasi di Utara Gaza, Terancam Kehabisan BBM
Dalam surat pengunduran dirinya, Mokhiber menyebut "pembantaian" masyarakat Palestina berakar dari "ideologi etno-nasionalis kolonial-pendudukan" dan terjadi di tengah "pembersihan dan persekusi sistematis" selama berdekade-dekade.
Mokhiber menyebut pernyataan eksplisit pemimpin-pemimpin Israel tentang penghancuran Palestina, telah dengan jelas menunjukkan niat Israel melakukan genosida.
"Penting untuk kita mulai menggunakan bahasa yang telah ditetapkan oleh hukum, seperti yang ditemukan belakangan ini, setiap organisasi hak asasi manusia utama, organisasi hak asasi manusia Israel, organisasi hak asasi manusia Palestina, mekanisme hak asasi manusia PBB, mekanisme independen telah menemukan bahwa situasi di Israel-Palestina adalah kejahatan apartheid," kata Mokhiber di New York, dalam wawancara dengan Al Jazeera, yang dirilis Kamis (2/11/2023).
"PBB harus menangani perkara-perkara yang disebutkan ini, sebagaimana yang kita lakukan di situasi-situasi lain," lanjutnya.
Di lain sisi, Mokhiber mengaku memahami mengapa PBB secara resmi belum menyatakan peristiwa yang terjadi di Gaza sebagai genosida.
Menurutnya, sebagai institusi, PBB mesti melalui langkah-langkah yang diperlukan sebelum membuat pernyataan resmi.
"Hari ini, saya seorang warga negara independen, tidak membawa nama institusi di pundak saya. Dan saya merasa sangat yakin sebagai seorang advokat hak asasi manusia dalam menyatakan bahwa apa yang saya lihat di Gaza dan sekitarnya adalah genosida," kata warga negara Amerika Serikat (AS) tersebut.
Mokhiber juga mengkritik sikap PBB dan berbagai negara yang mengaku masih mendukung solusi dua-negara untuk menyelesaikan isu Israel-Palestina.
Menurut dia, solusi dua-negara "sudah tidak mungkin" dieksekusi karena "tidak ada yang tersisa" untuk negara Palestina.
"Dan kedua, solusi itu tidak pernah menyinggung masalah hak asasi manusia fundamental masyarakat Palestina. Jadi, contohnya, itu akan membuat mereka menjadi warga negara kelas dua tanpa hak asasi manusia penuh di dalam apa yang kini menjadi Israel," kata Mokhiber.
Dia pun menyebut PBB seharusnya lebih fokus kepada solusi satu-negara dengan hak-hak setara bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi.
Baca Juga: Israel Bom Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza 3 Hari Beruntun, Hampir 200 Orang Terbunuh dan 120 Hilang
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.