GAZA, KOMPAS.TV - Militer Israel dilaporkan kembali mengebom kamp pengungsian Jabaliya, Rabu (1/11/2023), kurang dari 24 jam usai Israel menyerang kamp pengungsian tersebut hingga menewaskan sekitar 50 orang, Selasa (31/10). Jumlah korban akibat serangan terbaru ini belum diketahui karena sulitnya komunikasi di lapangan.
Hamas melaporkan Israel mengebom blok apartemen di kamp pengungsian terbesar di Gaza tersebut dan menimbulkan banyak korban manusia. Siaran Al Jazeera menunjukkan kehancuran di lokasi serangan dan sejumlah korban luka, termasuk anak-anak, dibawa ke rumah sakit.
Baca Juga: Pemerintah RI Upayakan Bahan Bakar Masuk Gaza, RS Indonesia Punya Stok untuk 48 Jam
"Orang Palestina mencoba membantu sebisa mungkin dan mencoba menyelamatkan orang-orang dari reruntuhan," kata jurnalis Al Jazeera di Gaza, Safwat Kahlout.
"Karena sulitnya pergerakan antartempat dan kurangnya bahan bakar untuk pengoperasian alat, orang-orang tidak menunggu dan segera membantu dengan tangan kosong," lanjutnya.
Serangan udara ke kamp pengungsian Jabalia pada Selasa (31/10) lalu dilaporkan menewaskan lebih dari 50 orang dan korban jiwa dapat bertambah. Hamas melaporkan proses evakuasi di lokasi serangan di kamp Jabaliya pada Selasa (31/10) masih berlangsung.
Hamas juga melaporkan tujuh sandera terbunuh serangan Israel di Jabalia. Jumlah korban belum diketahui pasti karena masih terdapat korban yang tertimbun reruntuhan.
"Kami masih mencari orang-orang di bawah reruntuhan. Mungkin setelah itu, besok, kita bisa bicara tentang jumlah pasti dan mungkin sejumlah nama (korban)," kata juru bicara Hamas, Osama Hamdan.
Sejak awal serangan Israel, kamp pengungsian Jabalia telah beberapa kali diserang, termasuk pada 9, 12, 19, dan 22 Oktober 2023. Serangan-serangan ini menimbulkan ratusan korban tewas dan terluka.
Jabalia sendiri adalah salah satu kamp pengungsian terbesar di Jalur Gaza. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terdapat 116.000 pengungsi yang terdaftar di kamp tersebut.
Baca Juga: Pemilih Muslim AS Ancam Tak Pilih Biden di Pilpres 2024 jika Tak Ada Gencatan Senjata di Gaza
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.