GAZA, KOMPAS.TV - Serangan Israel ke Gaza telah menewaskan sedikitnya 57 staf badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA). Hal tersebut diungkapkan oleh UNRWA, Jumat (27/10/2023).
Baca Juga: Warga Israel yang Dibebaskan Malah Puji Hamas, Jurnalis Zionis Marah dan Mengkritiknya
Angka tersebut menandai peningkatan dramatis jumlah staf UNRWA yang tewas di Gaza saat diumumkan pada Kamis (26/10/2023), yaitu 39 orang.
UNRWA bahkan mengungkapkan kisah sedih salah seorang stafnya yang tewas terbunuh karena serangan Israel saat mengumpulkan roti. Staf tersebut ternyata memiliki enam anak.
"Orang-orang ini mendedikasikan nyawa mereka untuk komunitas,” bunyi pernyataan badan tersebut di media sosial X (dulu bernama Twitter), dikutip dari Anadolu Agency.
“Salah satu kolega kami tewas saat mengumpulkan roti. Ia meninggalkan enam anak. Kami sangat terpukul karena penderitaan yang tak terkatakan ini terus berlanjut,” sambungnya.
Pengumuman tersebut muncul 20 hari setelah Hamas melancarkan serangan mendadak terhadap Israel yang disebut menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel.
Israel kemudian melakukan serangan udara tanpa henti dan memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza, wilayah Palestina berpenduduk sekitar 2,3 juta orang yang telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007.
Baca Juga: Rusia Membela Diri atas Kunjungan Hamas ke Moskow: Sejalan dengan Kebijakan Hubungi Palestina-Israel
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel itu telah menewaskan lebih dari 7.000 warga Palestina, termasuk 3.000 anak-anak.
Kementerian tersebut menanggapi pernyataan Barat yang meragukan jumlah korban tewas di Gaza, dengan merilis daftar rinci semua korban tewas pada Kamis (26/10/2023), termasuk nama, usia, dan nomor identifikasi mereka.
UNRWA memiliki sekitar 13.000 staf di Gaza, dengan kurang dari setengahnya, atau sekitar 5.000 staf, melanjutkan tugas memberikan bantuan dan pemulihan di tengah memburuknya situasi kemanusiaan.
Sumber : Anadalu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.