WASHINGTON, KOMPAS.TV - Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) John Kirby menyebut korban jiwa di Jalur Gaza akan terus berjatuhan seiring serangan Israel ke Palestina. Israel telah menyatakan perang melawan Hamas sejak 7 Oktober lalu dan Kirby menyebut operasi militer akan terus berlanjut.
Hingga Rabu (25/10/2023), operasi pengeboman Israel di Jalur Gaza telah membunuh 5.791 orang, sebanyak 2.360 di antaranya anak-anak dan 1.292 perempuan. Sedangkan korban luka akibat pengeboman Israel mencapai lebih dari 16.297 orang.
Baca Juga: Dokter di Gaza Selamatkan Bayi dari Rahim Ibunya yang Terbunuh Bom Israel
Sementara itu, eskalasi yang turut memicu insiden kekerasan dan serangan ke Tepi Barat telah menewaskan 96 orang dan melukai 1.828 lainnya.
"Ini perang. Ini pertempuran. Ini berdarah. Ini buruk dan ini akan kacau. Dan warga sipil tak bersalah akan terluka ke depannya," kata Kirby pada Selasa (24/10) dikutip Fox News.
"Saya harap saya dapat memberi tahu Anda sesuatu yang berbeda. Saya harap itu tidak akan terjadi, tetapi itu (jatuhnya korban sipil) akan terjadi," lanjutnya.
Militer Israel telah menggempur Jalur Gaza selama 18 hari berturut-turut sejak 7 Oktober lalu. Pada Selasa (24/10), gelombang serangan udara Israel menewaskan 704 orang di Jalur Gaza, menjadi hari paling mematikan sejak enklave tersebut digempur serangan udara.
Selain itu, banyak korban serangan udara diduga masih terjebak reruntuhan bangunan. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf Al-Qidra menyebut terdapat 1.550 laporan orang hilang, termasuk 870 anak-anak yang diduga terkubur reruntuhan bangunan.
Israel sendiri dilaporkan mempersiapkan invasi darat ke Jalur Gaza. Militer Israel berulang kali memerintahkan penduduk di utara Jalur Gaza mengungsi ke selatan.
Baca Juga: Menlu Retno Serukan Gencatan Senjata di Gaza, Minta Dewan Keamanan PBB Lebih Manusiawi
Sumber : Kompas TV/Fox News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.