GAZA, KOMPAS.TV - Israel dituduh sengaja menargetkan toko roti-toko roti di Jalur Gaza selama membombardir enklav tersebut sejak 7 Oktober lalu. Kepala kantor media pemerintah Gaza, Salam Marouf menuduh militer Israel sengaja menyerang toko roti untuk menimbulkan lebih banyak korban.
Militer Israel dilaporkan membombardir toko roti di Gaza saat warga mengantre untuk membeli makanan. Serangan Israel pun memicu banyaknya korban tewas di kalangan sipil.
Salam Marouf menuduh Israel berulangkali menargetkan toko roti demi memperburuk situasi kemanusiaan, menimbulkan sebanyak mungkin korban, dan "menyulitkan warga hingga mencari beberapa roti pun menjadi perjalanan berbahaya."
Baca Juga: Pesan Dokter Gaza ke Dunia: Mohon Setop Bombardir Israel, Jejerkan Mayat Balita yang Dibantai
Marouf menyebut lebih dari lima toko roti di Gaza telah dibombardir Israel, baik di wilayah utara ataupun selatan, dengan mengebom bangunan toko roti atau daerah sekitarnya.
Sementara itu, kantor berita WAFA juga melaporkan pesawat-pesawat tempur Israel sengaja mengebom sejumlah toko roti dan menewaskan puluhan orang yang mengantre makanan.
Sekitar 2,3 juta penduduk Gaza kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lain akibat blokade total Israel. Sistem kesehatan juga terancam lumpuh karena kurangnya bahan bakar untuk menghidupkan generator rumah sakit.
Pada Kamis (19/10), Kementerian Kesehatan Gaza meminta semua SPBU di Jalur Gaza memberikan semua stok bahan bakar untuk rumah sakit. Otoritas Gaza mengaku tidak tahu berapa banyak bahan bakar yang tersisa untuk mendukung operasional rumah sakit.
"Operasi bedah dilakukan di koridor rumah sakit-rumah sakti tanpa anestesi. Ya, tanpa anestesi, demi menyelamatkan nyawa mereka yang mungkin punya harapan hidup," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Medhat Abbas dikutip Associated Press.
Pada Rabu (18/10), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku akan mengizinkan sejumlah bantuan kemanusiaan masuk Gaza setelah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Bantuan awal yang diizinkan masuk sejumlah 20 truk.
Akan tetapi, per Kamis (19/10) siang waktu setempat, perwakilan Hamas yang berjaga di penyeberangan Rafah, perbatasan Gaza-Mesir, menyebut belum ada bantuan masuk atau perbaikan jalan yang terlihat.
Mesir mesti memperbaiki jalan ke penyeberangan Rafah terlebih dahulu untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan. Jalur ke perbatasan tersebut rusak karena dibombardir Israel.
Baca Juga: Pejabat Senior Kemlu AS Mundur, Tak Tahan Kebijakan Tak Manusiawi Biden soal Palestina
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.