Sementara di utara Gaza, militer Israel juga membombardir tiga gedung permukiman di daerah Al-Zahra.
Pihak Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza yang dipimpin Hamas melaporkan, bombardir Israel telah menewaskan 3.785 orang di Gaza hingga Kamis (19/10) ini.
Mayoritas korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Hampir 12.500 orang juga terluka akibat bombardir Israel.
Di sisi lain, Israel melaporkan terdapat lebih dari 1.400 orang tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Milisi Hamas pun dilaporkan menculik sekitar 200 orang.
Pihak Israel dilaporkan kini sepakat untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Rabu (18/10).
Namun, bantuan awal yang boleh dikirimkan dari Mesir hanya sejumlah 20 truk.
Keputusan itu diambil Israel usai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menemui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Biden menemui Netanyahu usai Rumah Sakit Al-Ahli Arab di Kota Gaza dibom hingga menewaskan 471 orang.
Pengeboman rumah sakit tersebut menuai kecaman internasional. Berbagai pihak menuduh Israel menyerang rumah sakit itu.
Netanyahu mengaku tidak akan menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza yang diblokade total sejak 7 Oktober lalu.
PM Israel itu menyebut pengiriman pangan, air, dan obat-obatan dibolehkan selama untuk warga sipil di selatan Gaza.
Tetapi, Netanyahu tidak menyinggung tentang bahan bakar yang dibutuhkan rumah sakit-rumah sakit di Gaza.
Sistem kesehatan di Gaza terancam kolaps karena tiadanya listrik akibat blokade total Israel.
Saat ini, terdapat lebih dari 200 truk dan sekitar 3.000 bantuan yang mengantre dekat perbatasan Gaza-Mesir.
Pengiriman bantuan pun mesti menunggu perbaikan jalan ke penyeberangan yang dibombardir Israel.
Baca Juga: Jokowi Kecam Kekerasan di Gaza: Indonesia Tidak Akan Tinggal Diam, Bangun Solidaritas Global
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.