Kompas TV internasional kompas dunia

Pentagon Keluarkan Perintah Siap Operasi 2.000 Tentara, Iran Ancam Tindakan Pre-Emptive di Israel

Kompas.tv - 17 Oktober 2023, 13:21 WIB
pentagon-keluarkan-perintah-siap-operasi-2-000-tentara-iran-ancam-tindakan-pre-emptive-di-israel
Menlu Iran, Hossein Amirabdollahian, hari Senin, (16/10/2023) memperingatkan Israel, Iran membuka kemungkinan tindakan pre-emptive atau antisipati jika Israel melakukan serangan darat di Jalur Gaza, sementara Pentagon hari Senin, (16/10/2023) keluarkan perintah siap operasi kepada sekitar 2.000 tentara Amerika Serikat di sekitar Palestina. (Sumber: Berliner Zeitung)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pentagon hari Senin, (16/10/2023) keluarkan perintah siap operasi atau "persiapan pengerahan pasukan" kepada sekitar 2.000 tentara Amerika Serikat di sekitar Palestina,  merespons perang Israel-Hamas, kata dua pejabat Amerika Serikat yang berbicara dengan syarat anonimitas untuk membahas keputusan yang belum diumumkan.

Pasukan tersebut akan melibatkan berbagai peran dukungan, seperti dukungan medis tambahan atau pasukan khusus spesialis demolisi untuk memberikan keamanan tambahan di perbatasan, kata salah satu pejabat, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Selasa, (17/10/2023).

Mereka tidak akan dikirim ke Israel, tetapi bisa dikirim ke negara-negara di wilayah tersebut, kata salah satu pejabat. Wall Street Journal pertama kali melaporkan tentang perintah tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, hari Senin, (16/10/2023) memperingatkan Israel, Iran membuka kemungkinan "tindakan pre-emptive atau antisipatif" jika Israel melakukan serangan darat di Jalur Gaza.

Komentar tersebut oleh Hossein Amirabdollahian mengikuti pola retorika yang meningkat dari Iran, yang memberikan dukungan kepada Hamas di Gaza dan Hizbollah di Lebanon.

Israel tidak dapat "melakukan apa pun yang diinginkannya di Gaza dan kemudian menyerang kelompok perlawanan lain setelah selesai dengan Gaza," kata dia dalam wawancara di televisi negara Iran, "Oleh karena itu, tindakan pre-emptive apa pun mungkin terjadi dalam beberapa jam mendatang."

Dia tidak menjelaskan bentuk tindakan apa yang mungkin diambil, "Jika jendela kesempatan yang terbatas dan sangat ketat yang tersedia bagi PBB dan para aktor politik tidak digunakan dalam beberapa jam mendatang, membuka front baru melawan rezim Zionis adalah tak terhindarkan," ujarnya.

Baca Juga: Putin Telepon Netanyahu, Desak Atasi Situasi Krisis Rakyat Gaza dan Solusi Damai Perang Israel-Hamas

Peluru artileri Israel meledak diatas rumah warga Lebanon. Menlu Iran, Hossein Amirabdollahian, hari Senin, (16/10/2023) memperingatkan Israel, Iran membuka kemungkinan tindakan pre-emptif atau antisipati jika Israel melakukan serangan darat di Jalur Gaza, sementara  Pentagon hari Senin, (16/10/2023) keluarkan perintah siap operasi kepada sekitar 2.000 tentara Amerika Serikat di sekitar Palestina. (Sumber: AP Photo)

Lebih dari satu juta orang mengungsi dari rumah mereka di Gaza menjelang invasi Israel yang bertujuan menghilangkan kepemimpinan Hamas setelah serangan kilat mereka di Israel Selatan.

Kelompok bantuan internasional termasuk PBB memperingatkan serangan darat Israel dapat mempercepat krisis kemanusiaan.

Pasukan Israel, yang didukung dua gugus tempur kapal induk Amerika Serikat, sudah mengambil posisi tempur di sepanjang perbatasan Gaza dan berlatih untuk apa yang Israel katakan sebagai kampanye luas untuk membasmi kelompok tersebut.

Sepekan serangan udara yang mematikan telah merusak wilayah Gaza tetapi gagal menghentikan tembakan roket oleh kombatan Hamas ke Israel.


 

Perang yang dimulai pada 7 Oktober menjadi perang paling mematikan di antara lima perang di Gaza bagi kedua belah pihak, dengan lebih dari 4.000 tewas.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa 2.750 warga Palestina telah tewas dan 9.700 luka-luka. Lebih dari 1.400 warga Israel telah tewas, dan setidaknya 199 lainnya, termasuk anak-anak, ditawan oleh Hamas dan dibawa ke Gaza, menurut Israel.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x