BEIJING, KOMPAS.TV - China mengeluarkan pernyataan bernada murka atas tindakan Israel di Gaza, yang disebut "melampaui ruang lingkup bela diri" dan pemerintah Israel harus "menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza," kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam pernyataan yang diterbitkan hari Minggu, (15/10/2023).
Wang Yi menyampaikan hal ini dalam pembicaraan telepon dengan rekan sejawatnya di Arab Saudi, Pangeran Faisal Bin Farhan, hari Sabtu, saat Israel bersiap melancarkan serangan darat besar-besaran terhadap Hamas di Gaza.
"Langkah-langkah Israel telah melampaui ruang lingkup bela diri," kata Wang Yi, seperti yang dilaporkan oleh Straits Times, Minggu, (15/10/2023).
"Israel seharusnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh seruan dari komunitas internasional dan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan menghentikan hukuman kolektif terhadap rakyat Gaza," ujarnya, dalam sikap paling keras yang pernah diungkapkan China dalam konflik tersebut.
Lebih dari satu juta orang di bagian utara Gaza diperintahkan mengungsi ke selatan menjelang serangan darat besar-besaran Israel, sebuah eksodus yang disebut oleh kelompok bantuan akan memicu bencana kemanusiaan.
Wilayah yang padat dan miskin, di mana 2,3 juta penduduk tinggal berkalang kemelaratan, saat ini berada di bawah pengepungan darat, udara, dan laut sejak tahun 2006.
Setelah para kombatan Hamas menembus perbatasan Gaza dan Israel untuk menyerang dan membunuh lebih dari 1.300 warga sipil dan segelintir tentara Israel, Israel melancarkan kampanye pemboman pembalasan besar-besaran yang menargetkan kelompok Islam tersebut, dan membunuh lebih dari 2.300 orang di Gaza.
Sebagian besar dari yang tewas di kedua belah pihak adalah warga sipil.
Baca Juga: Kapal Induk Kedua AS ke Palestina, Ternyata untuk Cegah Pihak Lain Mengganggu Serbuan Israel ke Gaza
Wang Yi kepada Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal, mengatakan "semua pihak seharusnya tidak mengambil tindakan apa pun yang memperkeruh situasi dan seharusnya segera kembali ke meja perundingan."
Dia juga mengatakan dalam panggilan terpisah dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Sabtu bahwa Washington seharusnya "memainkan peran yang konstruktif dan bertanggung jawab" dalam konflik tersebut, dan mendesak "digelarnya pertemuan perdamaian internasional sesegera mungkin untuk mempromosikan pencapaian konsensus yang luas."
Kekhawatiran Perang akan Melebar
Pernyataan resmi China tentang konflik tersebut belum secara khusus menyebutkan Hamas dalam kecaman mereka terhadap kekerasan, sehingga mendapat kritik dari beberapa pejabat Barat yang mengatakan pernyataan tersebut terlalu lemah.
Stasiun televisi resmi China, CCTV, hari Minggu mengatakan utusan khusus China, Zhai Jun, "akan mengunjungi Timur Tengah minggu depan untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak demi gencatan senjata, melindungi warga sipil, meredakan situasi, dan mempromosikan perundingan perdamaian."
Zhai mengatakan dalam wawancara dengan CCTV bahwa "prospek melebarnya perang dan dampak eksternal (dari konflik) sangat mengkhawatirkan."
Dia bertemu dengan perwakilan Liga Arab di China hari Jumat, mengatakan Beijing mendukung kelompok regional tersebut "bermain peran penting dalam masalah Palestina," menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri China.
Dia mengatakan kepada Liga Arab bahwa Beijing akan "terus berupaya untuk mengembalikan proses perdamaian di Timur Tengah ke rel yang benar," kata pernyataan tersebut.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.