JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar hukum internasional, Hikmahanto Juwana menyebut perang Israel vs Hamas yang berlangsung sejak akhir pekan lalu bisa membesar menjadi Perang Dunia Ketiga. Hikmahanto pun menilai pemerintah Republik Indonesia bisa bergerak aktif untuk meredakan konflik.
Hikmahanto menyebut pemerintah Israel “marah besar” dengan serangan mengejutkan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) lalu. Ia membandingkan serangan mengejutkan ini dengan serangan Jepang ke Pearl Harbor, Amerika Serikat (AS) yang berujung keterlibatan Washington di Perang Dunia Kedua.
Baca Juga: Jerman Tawarkan Bantuan Militer ke Israel, Olaf Scholz: Tanggung Jawab Abadi Kami karena Holocaust
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu menyebut pemerintah RI harus proaktif mendekati negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), negara-negara non-blok, ASEAN, dan AS untuk meredakan knflik.
"Yang harus kita lakukan adalah kita harus proaktif, bahwa ini harus diselesaikan. Kekerasan ini harus disudahi. Untuk apa? Kemanusiaan, tidak hanya untuk rakyat Palestina, juga untuk rakyat Israel,” kata Hikmahanto dalam program “Sapa Indonesia Malam” Kompas TV, Kamis (12/10/2023).
Ia menyebut pemerintahan Joko Widodo seharusnya melakukan lobi ke pemerintahan Joe Biden. Hal tersebut agar AS tidak mendukung “tindakan zalim” Israel dalam melakukan tindakan balasan.
Bahkan, Hikmahanto juga menyebut Indonesia kemungkinan perlu mengadakan kontak ke rival-rival AS, China dan Rusia.
"Agar Amerika Serikat tidak mendukung tindakan yang zalim dari pemerintah Israel setelah adanya serangan yang mengejutkan ini. Ingat, Presiden Joe Biden sudah dikontak oleh Perdana Menteri (Israel) Netanyahu, seolah-olah Netanyahu ingin mendapat dukungan dari Amerika Serikat,” kata Hikmahanto.
"Inilah yang kemudian akan menekan Amerika Serikat untuk mau bertindak terhadap Israel. Kalau misalnya (konflik) ini diteruskan, saya yakin yang akan terjadi adalah Perang Dunia Ketiga di ambang pintu,” lanjutnya.
Hikmahanto Juwana menuturkan bahwa respons AS terhadap serangan balasan Israel ke Gaza bisa menuai respons dari China dan Rusia. Ia menilai kedua negara itu bisa menganggap Washington menerapkan “standar ganda” jika mendukung agresi militer Israel ke Gaza.
"Peran Indonesia yang terpenting adalah, demi kemanusiaan, menyuarakan serangan-serangan bersenjata harus dihentikan sekarang juga,” katanya.
Sementara itu, tenaga ahli utama Kantor Staf Presiden (KSP), Siti Ruhaini Dzuhayatin menyebut fokus RI dalam menyikapi konflik Israel-Palestina adalah menyerukan penghentian kontak senjata. Indonesia juga disebut telah bergerak dengan berkomunikasi dengan negara terdekat Israel-Palestina, termasuk anggota OKI.
"Kita juga memiliki mandat sebagai pendiri non-blok, ya, dan itu adalah merupakan juga modalitas Indonesia untuk menyampaikan isu Palestina,” kata Siti.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo telah menyatakan bahwa Indonesia mendesak kekerasan seputar konflik Israel dan Hamas segera dihentikan. Jokowi juga menginstruksikan Kementerian Luar Negeri RI untuk melindungi WNI di Palestina dan Israel.
"Indonesia mendesak agar perang dan tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia dan hancurnya harta benda, karena eskalasi konflik dapat menimbulkan dampak kemanusiaan yang lebih besar," kata Jokowi, Selasa (10/10).
Baca Juga: Israel Tak Kalah Buas, 1.200 Warga Palestina Terbunuh karena Serangan Balasan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.