MOSKOW, KOMPAS.TV - Rusia akan mencabut ratifikasi atau pengesahan perjanjian larangan uji coba nuklir global untuk menyamakan posisi dengan Amerika Serikat (AS). Tetapi, Moskow hanya akan melanjutkan uji nuklir jika Washington melakukannya terlebih dahulu, kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, Selasa (10/10/2023).
Ryabkov mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow akan mencabut ratifikasi perjanjian larangan uji nuklir, bercermin pada tindakan yang dilakukan oleh AS. Ia menambahkan, jika AS melakukan uji coba nuklir, "kami akan terpaksa juga melakukan hal yang sama," seperti dilaporkan Associated Press.
Perjanjian Larangan Uji Nuklir Terpadu, yang diadopsi tahun 1996 dan dikenal sebagai CTBT, melarang semua ledakan nuklir di mana saja di dunia, meskipun belum pernah sepenuhnya diberlakukan.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Presiden Rusia dan AS tahun 1996, tetapi hanya diratifikasi parlemen Rusia dan tidak pernah diratifikasi oleh Kongres AS.
Minggu lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan bahwa Moskow dapat mempertimbangkan untuk mencabut keputusan tahun 2000 untuk meratifikasi perjanjian tersebut.
Putin mencatat, meskipun beberapa ahli telah berbicara tentang perlunya melakukan uji coba nuklir, dirinya belum memastikan pendapat tentang masalah tersebut.
Baca Juga: Duh, Satan 2, Rudal Nuklir Tercanggih Rusia Masuk Produksi Massal, Segera Masuk Tugas Tempur
Ada kekhawatiran luas bahwa Rusia dapat mencoba melanjutkan uji coba nuklir untuk mencoba mencegah Barat terus memberikan dukungan militer kepada Ukraina. Banyak orang di Rusia yang mendukung keputusan ini.
Ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia, Duma Negara, mengatakan anggota parlemen akan bergerak untuk mencabut ratifikasi larangan uji nuklir. Kantor perencanaan agenda Duma hari Senin memberikan waktu 10 hari kepada komite urusan luar negeri untuk mempersiapkan isu ini agar dapat dipertimbangkan oleh dewan.
Ryabkov menuduh bahwa AS "menganggap bahwa kami akan terus tutup mata" terhadap kegagalannya meratifikasi perjanjian tersebut, dan menambahkan "kami berharap Washington akan mendapatkan sinyal ini."
"Kami percaya 23 tahun yang kami tunggu agar ada perubahan di Washington dalam hal ratifikasi adalah waktu yang cukup untuk mengambil langkah ini," kata Ryabkov.
"Sayangnya, tidak ada indikasi AS akan mengikuti jalur ini, dan oleh karena itu kami tidak punya pilihan selain menyeimbangkan posisi kami."
Ia menunjuk pada perintah Putin sebelumnya untuk mempersiapkan area uji coba nuklir negara tersebut untuk melanjutkan uji nuklir, dengan menekankan bahwa "melanjutkan uji coba memungkinkan jika AS melakukan uji coba."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.