JENEWA, KOMPAS.TV - Badan Kesehatan Dunia WHO mendesak Israel membuka koridor kemanusiaan untuk jalur masuk dan keluar Gaza, Selasa (10/10/2023). Desakan itu dilontarkan menyusul blokade total dan gempuran balasan Israel atas serangan Hamas yang sudah menewaskan lebih dari 1.600 orang di kedua belah pihak.
Israel memutus pasokan air, makanan, listrik, dan pasokan penting lainnya saat mereka melakukan serangan ke kawasan padat penduduk Palestina. Aksi Israel ini merupakan tanggapan terhadap serangan mendadak oleh kelompok militan bersenjata Palestina, Hamas, pada Sabtu pekan lalu, 7 Oktober 2023.
WHO melaporkan 13 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza sejak akhir pekan, dan persediaan medis yang disimpan di sana sudah habis.
Fasilitas kesehatan harus dilindungi dan dijaga, tegas WHO.
"WHO menyerukan untuk menghentikan kekerasan. Koridor kemanusiaan diperlukan untuk menyuplai warga dengan pasokan medis penting," kata juru bicara WHO Tarik Jasarevic kepada para jurnalis di Jenewa, seperti laporan Straits Times.
"Kami membutuhkan pasokan yang masuk: rumah sakit tidak dapat berjalan tanpa bahan bakar, tanpa listrik," kata Jasarevic, "Persediaan yang kami sudah persiapkan sudah hampir habis, jadi kami membutuhkan pasokan tersebut."
Kantor Kemanusiaan PBB mengatakan hampir 200.000 orang, atau hampir sepersepuluh dari populasi, telah meninggalkan rumah mereka di Gaza sejak dimulainya konflik. Mereka mengatakan Jalur Gaza segera mengalami krisis air dan listrik akibat blokade.
"Pengungsian meningkat secara dramatis di seluruh Jalur Gaza, mencapai lebih dari 187.500 orang sejak hari Sabtu. Sebagian besar mencari perlindungan di sekolah-sekolah," kata Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, dalam sebuah konferensi pers. Ia memperkirakan pengungsian lebih lanjut akan terjadi seiring terus berlanjutnya bentrokan.
Baca Juga: PBB Kutuk Keputusan Israel Blokade Total Gaza: Junjung Tinggi Hukum Internasional dan Kemanusiaan!
Volker Turk, komisioner tinggi PBB untuk hak asasi manusia, mengatakan blokade total Israel terhadap Gaza, yang mencabut hak warga sipil atas barang-barang yang penting untuk bertahan hidup, dilarang dalam hukum internasional.
Dia mengatakan martabat dan kehidupan manusia harus dihormati, sambil meminta semua pihak untuk meredakan situasi yang "meledak-ledak".
Israel memberlakukan blokade terhadap Gaza pada hari Senin sebagai tanggapan atas serangan Hamas. Sebagai balasan atas blokade, Hamas mengatakan akan mengeksekusi tawanan Israel untuk setiap serangan Israel terhadap rumah warga sipil tanpa peringatan.
Lebih dari 100 orang dikabarkan ditahan sebagai sandera oleh Hamas setelah serangan lintas batas pada Sabtu, "Hukum humaniter internasional jelas: Kewajiban untuk selalu berhati-hati untuk melindungi penduduk sipil dan objek sipil tetap berlaku sepanjang serangan," kata Turk PBB dalam sebuah pernyataan.
Blokade ini berisiko memperparah situasi hak asasi manusia dan kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza, kata Turk. "Segala pembatasan terhadap pergerakan orang dan barang untuk menerapkan blokade harus dapat dibenarkan oleh kebutuhan militer atau sebaliknya dapat dianggap sebagai hukuman kolektif," ujarnya.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.