GAZA, KOMPAS.TV - Tim medis dan ambulans dari lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa yang tengah bertugas di Jalur Gaza terkena serangan rudal dari pasukan Israel.
Kabar serangan rudal terhadap ambulans Dompet Dhuafa ini dibenarkan oleh General Manager (GM) Kesehatan Dompet Dhuafa Yeni Purnamasari.
"Informasinya benar," kata Yeni saat dihubungi Kompas.TV melalui WhatsApp, Selasa (10/10/2023).
Yeni menjelaskan, peristiwa penyerangan terhadap ambulans Dompet Dhuafa itu terjadi pada Minggu (8/10/2023) dan pihaknya baru mendapatkan video penyerangan pada Senin (9/10/2023).
"Kami mendapat kabar dari relawan medis di Palestina hari Minggu tanggal 8 Oktober dan mendapat informasi video serangan terhadap ambulans tersebut Senin kemarin tanggal 9 Oktober 2023," ujarnya.
Terkait di wilayah Gaza mana penyerangan tersebut, Yeni mengatakan masih terus meminta informasi dari perwakilan di Palestina.
Rencananya pada Kamis (12/10/2023), pihak Dompet Dhuafa akan menggelar konferensi pers terkait penyerangan ambulans ini.
Baca Juga: Korban Serangan Israel di Palestina Terus Berjatuhan, Kamar Jenazah Rumah Sakit Indonesia Penuh
"Untuk wilayahnya belum disampaikan, sedang kami minta informasi berupa pernyataan resmi dari Kepala Departemen RS Kamal Adwan selaku penanggung jawab layanan ambulans DD di Palestina," ujarnya.
"Kamis insyaallah kami akan presscon secara resmi," imbuh Yeni.
Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Teknologi Dompet Dhuafa Prima Hadi Putra menyayangkan serangan terhadap ambulans yang sedang menjalankan tugas di zona perang.
"Kami sangat menyayangkan kejadian penyerangan terhadap tim medis dan ambulans yang bertugas dengan prinsip kemanusiaan universal," kata Putra, dikutip dari laman resmi Dompet Dhuafa.
"Ambulans tersebut selalu hadir dan masuk langsung di zona konflik saat perang. Sudah sangat banyak yang terbantu olehnya, dan telah dirasakan betul manfaatnya,” ujarnya.
Putra mengatakan, apabila situasi sudah mereda, pengecekan akan dilakukan terhadap ambulans yang diserang oleh Israel itu, apakah masih bisa dioperasionalkan atau harus diganti.
“Alhamdulillah.. setelah situasi reda, akan dicek ambulans yang diserang kondisinya bagaimana, dan apabila sudah tidak memungkinkan dioperasionalkan, kita rencanakan proses kembali kebutuhan pengadaan ambulans di sana,” pungkasnya.
Baca Juga: Jumlah Korban Tewas di Palestina Meningkat Jadi 770, Termasuk 140 Anak-Anak dan 120 Wanita
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.