ZINDA JAN, KOMPAS.TV — Gempa bumi berkekuatan 6,3 skala Richter yang terjadi pada Sabtu (7/10/2023) menewaskan dan melukai ribuan orang ketika meratakan rumah yang tak terhitung jumlahnya di provinsi Herat, Afghanistan.
Warga yang selamat dari bencana gempa bumi menggali reruntuhan di Afghanistan barat untuk mencari sedikit harta benda mereka.
Saat memilah puing-puing pada hari Senin, Asadullah Khan berhenti sejenak untuk memikirkan masa depan yang dirusak oleh kesedihan.
Khan kehilangan tiga anak perempuan, ibu dan saudara iparnya. Selain itu, lima anggota keluarga pamannya telah meninggal dan juga beberapa tetangganya.
“Kami telah kehilangan 23 orang di desa ini,” kata Khan seperti dikutip dari The Associated Press.
Pada situasi dan kondisi lainnya, gundukan puing mengapit jalan berkelok-kelok melewati distrik Zinda Jan.
Beberapa kusen pintu masih berdiri, tetapi hanya ada sedikit orang yang terlihat pada hari Senin.
Wakil perdana menteri urusan ekonomi yang ditunjuk Taliban, Abdul Ghani Baradar dan timnya mengunjungi wilayah yang terkena dampak gempa pada hari Senin.
Mereka memberikan bantuan dengan segera dan memastikan distribusi bantuan yang adil dan akurat.
Baca Juga: Korban Tewas Gempa Bumi di Afghanistan Barat Melonjak Jadi 2.000 Orang, Ratusan Masih Terkubur
Para pejabat tinggi PBB juga menemui di Zinda Jan untuk menilai tingkat kerusakan yang terjadi.
Dan di negara tetangga Pakistan, pemerintah mengadakan sesi khusus untuk meninjau bantuan untuk Afghanistan, termasuk tim bantuan, makanan, obat-obatan, tenda dan selimut.
Pemimpin tertinggi Taliban belum memberikan komentar publik mengenai gempa tersebut.
Afghanistan hanya memiliki sedikit data statistik yang dapat dipercaya.
Namun juru bicara otoritas bencana nasional Afghanistan, Janan Sayiq mengatakan kepada wartawan di Kabul, sekitar 4.000 orang tewas atau terluka akibat bencana tersebut.
Dia tidak memberikan rinciannya, namun PBB memperkirakan 1.023 orang tewas dan 1.663 orang terluka di 11 desa di Zinda Jan saja.
“Hampir 2.000 rumah di 20 desa hancur”, kata Taliban. Daerah yang terkena gempa hanya memiliki satu rumah sakit yang dikelola pemerintah.
Pusat gempa pada hari Sabtu berada sekitar 40 kilometer barat laut kota Herat, ibu kota provinsi, dan diikuti oleh tiga gempa susulan yang sangat kuat dan beberapa gempa kecil, kata Survei Geologi AS.
Penduduk kota bergegas keluar rumah pada hari Senin setelah gempa susulan lainnya yang menurut USGS gempa susulan berkekuatan 4,9 skala Richter.
Kemudian terjadi gempa susulan kedua yang sedikit lebih kuat pada hari berikutnya.
“Lebih dari 35 tim dari militer dan kelompok nirlaba terlibat dalam upaya penyelamatan”, kata Sayiq, dari otoritas bencana.
Musim dingin yang semakin dekat, ditambah dengan bencana baru, kemungkinan akan memperburuk tantangan yang ada di Afghanistan dan semakin mempersulit masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti tempat tinggal, makanan, dan obat-obatan yang memadai.
“Infrastruktur penting termasuk jembatan hancur dan tim tanggap darurat telah dikerahkan ke daerah tersebut untuk segera memberikan bantuan kemanusiaan,” kata Komite Penyelamatan Internasional.
Respons global terhadap gempa tersebut berjalan lambat, karena banyak negara di dunia yang khawatir untuk berhubungan langsung dengan pemerintah pimpinan Taliban dan fokus pada eskalasi mematikan antara Israel dan Palestina setelah serangan mendadak yang dilakukan militan Gaza pada hari Sabtu.
Baca Juga: Dua Gempa 6,3M Guncang Afghanistan, 15 Tewas dan Puluhan Terluka
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian menelepon mitranya dari Taliban Afghanistan, Amir Khan Muttaqi untuk menyampaikan belasungkawa, menurut postingan di X oleh Hafiz Zia Ahmad, wakil juru bicara kementerian luar negeri di Kabul.
"Diplomat Iran itu menjanjikan bantuan kemanusiaan kepada para korban,” kata Ahmad.
Sementara itu, Kementerian Kehakiman telah mendesak yayasan amal nasional dan internasional, pengusaha dan warga Afghanistan untuk memobilisasi dan mengumpulkan bantuan kemanusiaan bagi orang-orang yang membutuhkan di provinsi tersebut.
“Karena besarnya kerusakan dan korban jiwa akibat insiden ini, sejumlah besar warga kami di provinsi Herat membutuhkan bantuan kemanusiaan segera,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.