TEL AVIV, KOMPAS.TV - Jurnalis senior Israel, Gideon Levy, menyebut negaranya merasa malu atas serangan cepat Hamas yang diluncurkan pada Sabtu (7/10/2023) lalu. Serangan Hamas disebut sebagai serangan terbesar ke Israel sejak Perang Yom Kippur 1973.
Levy menyebut Israel kecolongan serangan Hamas karena arogansi kekuatan militer dan perubahan prioritas.
Pemerintahan Benjamin Netanyahu disebut memperkuat kehadiran pasukan di Tepi Barat sehingga meninggalkan daerah selatan yang diserang Hamas.
Baca Juga: Pertempuran Israel vs Hamas di Israel Selatan Masih Sengit, Hizbullah Serang Israel dari Utara
"Pertama-tama, terdapat kebodohan tradisional Israel bahwa kami punya tentara terkuat dan teknologi militer terkuat. Kedua, pemerintah menambah pasukan di Tepi Barat dan membiarkan front selatan ditinggalkan," kata jurnalis Haaretz tersebut kepada Al Jazeera, Minggu (8/10/2023).
"Jadi sebuah kombinasi arogansi dan perubahan prioritas lah yang membawa kami ke situasi tak terduga ini," lanjutnya.
Pasukan Israel sendiri telah mengirimkan serangan balasan ke Jalur Gaza dan membombardir berbagai titik sejak Sabtu. Beberapa saat setelah serangan Hamas, Netanyahu menyatakan perang dan mendeklarasikan mobilisasi massal.
Levy menyebut serangan besar-besaran Hamas akan mengubah persepsi bangsa Israel terhadap eksistensi Palestina. Ia menyebut perlu bertahun-tahun bagi Israel untuk mencerna apa yang terjadi akhir pekan ini.
"Butuh bertahun-tahun bagi orang Israel mencerna kejutan dan trauma ini. Namun, ini pasti berujung perubahan, orang Israel menyadari bagaimana mereka mempersepsikan orang Palestina di daerah pendudukan di Gaza sejauh ini," kata Levy.
"Kita harus menyadari bahwa mereka (Palestina) juga manusia dan bahwa mereka juga bisa menunjukkan kapabilitas militer," lanjutnya.
Hingga berita ini diturunkan, otoritas Israel melaporkan terdapat lebih dari 250 tewas akibat serangan Hamas, termasuk 26 tentara.
Sedangkan Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan terdapat 313 korban tewas dan hampir 2.000 terluka akibat serangan balasan Israel ke Jalur Gaza, di mana sekitar 2 juta warga Palestina terkurung karena blokade Israel sejak 2007.
Baca Juga: Hamas Mengaku Siap Hadapi Invasi Darat Israel: Ini Pertempuran Habis-habisan untuk Kemerdekaan
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.