OSLO, KOMPAS.TV- Aktivis perempuan Iran Narges Mohammadi dipilih sebagai penerima Nobel Perdamaian 2023. Pengumuman Nobel Perdamaian, yang ditayangkan secara langsung melalui kanal resmi - YouTube - disampaikan oleh Ketua Komite Nobel Norwegia, Berit Reiss-Andersen di Oslo, Jumat (6/10/2023) pagi waktu setempat atau sore waktu Indonesia.
”Mohamamdi telah 13 kali ditangkap dan lima kali divonis. Ia masih menjalani hukuman penjara selama 31 tahun dan hukuman cambuk 144 kali,” paparnya.
Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan apresiasi. Nobel Perdamaian 2023 untuk Narges Mohammadi dinilai mencerminkan keberanian dan tekad kaum perempuan Iran, kata Kantor PBB untuk Hak Asasi Manusia.
“... perempuan Iran telah menjadi sumber inspirasi dunia. Kita telah melihat keberanian dan tekad mereka dalam menghadapi intimidasi, kekerasan, dan penahanan," kata juru bicara PBB untuk Hak Asasi Manusi Elizabeth Throssell, dalam konferensi pers PBB di Jenewa.
"Keberanian dan tekad ini sungguh besar," kata dia.
Baca Juga: Serba-Serbi Penghargaan dan Hadiah Nobel serta Sengkarut Persaingan Politik Dunia
Dia menyebut kaum perempuan Iran mengalami pelecehan dan diskriminasi yang kian parah, baik secara hukum, sosial, maupun ekonomi, karena pilihan mereka dalam berpakaian.
"Nobel ini benar-benar menyingkapkan keberanian dan tekad perempuan di Iran."
Juru bicara layanan informasi PBB di Jenewa Alessandra Velluci juga menilai Mohammadi menerima penghargaan ini atas "perjuangan yang telah dia lakukan dalam melawan penindasan terhadap perempuan dan anak perempuan di Iran."
“Kami membela hak-hak perempuan di seluruh dunia, termasuk di Iran dan di mana pun, di mana hak-hak dasar mereka sering dilanggar," kata Velluci.
Mohammadi memenangkan Nobel Perdamaian 2023 atas perjuangannya melawan penindasan terhadap perempuan di negaranya, kata Komite Nobel Norwegia, yang memberikan anugerah itu Jumat.
Komite tersebut juga memberikan Nobel itu kepada Mohammadi atas perjuangannya dalam memajukan hak-hak asasi manusia dan kebebasan semua pihak.
Mohammadi (51) adalah seorang perempuan pembela hak asasi manusia, dan pejuang kemerdekaan, kata komite tersebut.
Baca Juga: Annie Ernaux, Penerima Hadiah Nobel Kesusastraan, Penulis Fiksi yang Penuh Kisah Pribadi
"Dengan menganugerahkan Nobel Perdamaian tahun ini, Komite Nobel Norwegia ingin menghormati perjuangannya yang berani demi hak asasi manusia, kebebasan, dan demokrasi di Iran."
"Keberaniannya telah membuat dia kehilangan banyak hal. Total rezim Iran telah 13 kali menangkapknya, lima kali menghukumnya, dan menjatuhkan hukuman total 31 tahun penjara dan 154 kali cambukan," kata komite itu.
Sumber : Kompas TV/Antara/kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.