TEL AVIV, KOMPAS.TV - Upaya normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi dilaporkan kembali dibahas dengan Amerika Serikat (AS) pada pekan ini. Terkini, dua penasihat Joe Biden dilaporkan mengunjungi Arab Saudi untuk berunding mengenai normalisasi Israel-Saudi.
Dua pejabat Gedung Putih, Amos Hochstein dan Brett McGurk dilaporkan menemui Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman dan pejabat tinggi Saudi. Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diketahui menyempatkan diri berunding di tengah sidang Majelis Umum PBB.
Selain itu, dalam wawancara kepada Fox News pada September 2023 lalu, Bin Salman mengaku proses normalisasi hubungan Riyahd-Tel Aviv terus berlangsung dan kesepakatan tingkat tinggi semakin dekat.
Baca Juga: Arab Saudi Disebut Bakal Tolak Palestina untuk Israel, demi Perjanjian Pertahanan dengan AS
AS dilaporkan menawarkan bantuan untuk program nuklir sipil Arab Saudi dalam upaya normalisasi Saudi-Israel. Pada saat bersamaan, pemerintahan Biden berharap Israel mau menyetujui sejumlah kesepakatan yang mengarah ke terwujudnya solusi dua negara Palestina dan Israel.
Akan tetapi, isu soal Palestina disebut menjadi halangan antara AS dengan Isreal. Pemerintahan Netanyahu dilaporkan tegas menentang syarat yang mengarah ke pembentukan negara Palestina.
Menurut laporan Times of Israel, Tel Aviv beranggapan bahwa Bin Salman tidak mementingkan kedaulatan politis bangsa Palestina. Sejumlah pejabat juga menyebut Riyadh diam-diam meninggalkan Inisiatif Perdamaian Arab dan siap menerima kemungkinan normalisasi tanpa pembentukan negara Palestina.
Seorang pejabat dekat Netanyahu pun disebut menegaskan tidak akan menganggap masukan Otoritas Palestina dalam proses normalisasi dengan Saudi. Bahkan, pejabat itu disebut mengejek Presiden Palestina Mahmoud Abbas sebagai "Wali Kota Ramallah."
Sebelumnya, Bin Salman menyatakan bahwa "isu Palestina sangat penting" dalam proses normalisasi dengan Israel. Pemerintah Saudi juga menunjuk utusan khusus untuk Palestina dan mengambil inisiatif bersama Uni Eropa untuk melanjutkan proses perundingan Israel-Palestina.
Sementara itu, Benjamin Netanyahu mengakui bahwa Palestina seharusnya dilibatkan dalam kesepakatan normalisasi, tetapi menganggap Palestina tidak boleh memiliki kekuatan veto untuk kesepakatan.
Otoritas Palestina sendiri meminta sejumlah langkah diambil untuk berdamai dengan Israel. Di antaranya adalah transfer otoritas dari Israel ke Otoritas Palestina di wilayah Tepi Barat, merobohkan pos jaga ilegal di Tepi Barat, membatasi aktivitas pendudukan Israel, serta komitmen untuk solusi dua negara.
Baca Juga: PM Netanyahu Ungkap Perdamaian Bersejarah Israel dan Arab Saudi Tinggal Hitungan Bulan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.