BEGI, KOMPAS.TV - Ethiopia mengumumkan wabah malaria tengah menjangkiti negara bagian Oromia.
Pejabat kesehatan Ethiopia mengungkapkan pada Sabtu (30/9/2023), setidaknya 36 orang tewas pada dua bulan terakhir di kota sarat konflik Wollega Barat di distrik Begi dan Kondala karena penyakit itu.
Kepala Fasilitas Perawatan Kesehatan Distrik Begi Lata Banti mengonfirmasikan bahwa 36 orang tewas karena penyakit yang disebabkan infeksi parasit dari nyamuk.
Ia menegaskan, saat ini wabah tersebut terus menyebar dan meminta untuk segera dikirimkan pasokan medis untuk menyelamatkan nyawa.
Baca Juga: Satu Orang Tewas usai Seekor Paus Tabrak Perahu, Disebut Kecelakaan Aneh
Dikutip dari Anadolu Agency, Kepala Departemen Kesehatan Oromia Jawar Qasim mengungkapkan, penyakit ini telah menjangkiti orang-orang di 16 zona Oromia.
Dibandingkan tahun sebelumnya, ada peningkatan 168 persen orang yang tertular malaria.
Sementara itu, pejabat kesehatan lokal di wilayah tersebut, Faayo Abdii mengungkapkan kekurangan obat-obatan dan oksigen.
Sang pejabat sendiri tak memberikan jumlah kematian sebenarnya dari Distrik Begi dan Kondala di Oromia, di mana mayoritas kematian terjadi. Tetapi ia meminta bantuan untuk menghadapi situasi darurat kesehatan tersebut.
Wabah malaria terjadi ketika hampir seluruh 42 fasilitas kesehatan yang ada di Begi, berpenduduk lebih dari 100.000 orang, dijarah atau dirusak karena konflik di wilayah itu.
Baca Juga: Pemerintah AS Berpeluang Hindari Penutupan, DPR Setujui Kesepakatan Pendanaan Jangka Pendek
Akibatnya, pasien dengan kondisi medis yang mengancam jiwa tak dapat menerima perawatan darurat karena pusat layanan kesehatan tak lagi beroperasi.
Tidak jelas mengapa fasilitas kesehatan diserang dan beberapa di antaranya bahkan dijarah.
Namun, sudah banyak kekerasan terjadi di wilayah tersebut. Pemerintah Ethiopia menuding gerakan Oromo telah menggerakkan kekerasan yang ada.
Front Pembebasan Oromia (OLF) dan Tentara Pembebasan Oromo (OLA), keduanya didirikan pada 1970-an, merupakan gerakan melawan pemerintah karena tuduhan penganiayaan terhadap masyarakat lokal.
Sumber : Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.