WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) melakukan perburuan terhadap otak pembunuhan yang kerap terjadi jelang pemilu Ekuador.
Negara adidaya itu bahkan menyiapkan hadiah USD5 juta atau setara Rp77 miliar bagi informasi yang berujung pada penangkapan dari otak pembunuhan itu.
Sejumlah pembunuhan terjadi kepada calon presiden Ekuador jelang pemilu yang sudah dilakukan pada Agustus lalu.
Baca Juga: Keluarga di Norwegia Cari Anting Emas Gunakan Detektor Logam, Malah Temukan Harta Karun Viking
Pada Agustus lalu calon presiden Fernando Villavicencio yang sedang mengampanyekan antikorupsi, ditembak dari dekat saat kampanye pada Agustus.
Selain Villavicencio, seorang politikus bernama Pedro Briones dibunuh di Provinsi Esmeraldas, utara Ekuador. Sedangkan Wali Kota Manta Agustin Intriago dibunuh pada 26 Juli.
Presiden Ekuador Guillermo Lasso mengungkapkan pembunuhan tersebut merupakan organisasi kejahatan.
Selain tawaran USD5 juta, AS juga menawarkan hadiah USD1 juta (Rp15,4 miliar) untuk infirmasi mengenai pemimpin geng kejahatan yang bertanggung jawab atas kematian Villavicencio.
“Amerika Serikat akan melanjutkan dukungan terhadap rakyat Ekuador dan berupaya mengadili orang-orang yang berusaha merusak proses demokrasi melalui kejahatan dengan kekerasan,” kata Menter Luar Negeri Antony Blinken, Kamis (28/9/2023) dikutip dari BBC.
Blinken mengungkapkan penyelidikan saat ini didukung oleh FBI, dan hadiah itu menunjukkan komitmen untuk melawan kejahatan terorganisir.
Kampanye pemilu Villavicencio sebelum dibunuh terfokus untuk memberantas korupsi dan geng kriminal.
Baca Juga: Penembakan Mengerikan di Rumah Sakit Rotterdam Belanda, Tiga Orang Tewas
Ia merupakan salah satu dari sedikit kandidat yang menuduh adanya hubungan antara kejahatan terorganisir dan pejabat pemerintah di Ekuador.
Villavicencio yang merupakan mantan jurnalis dan anggota kongres, mengutuk apa yang disebutnya sebagai pendekatan lunak terhadap geng kriminal.
Ia bahkan mengatakan bahwa jika bisa berkuasa, maka akan memberikan tindakan keras kepada geng kriminal.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.