TALLINN, KOMPAS.TV - Pengungsian penduduk etnis Armenia minggu ini dari wilayah yang dikenal sebagai Nagorno-Karabakh, Azerbaijan, menjadi gambaran yang jelas dan menggemparkan tentang ketakutan dan penderitaan dampak dari kebencian antar etnis Armenia dan Azeri.
Jalan-jalan tersumbat oleh mobil yang membawa beban berat, menunggu berjam-jam dalam kemacetan lalu lintas. Orang-orang duduk di antara tumpukan bagasi yang dibungkus dengan terburu-buru.
Hingga hari Kamis, (28/9/2023), sekitar 70.000 orang meninggalkan wilayah yang pernah memberontak dari Azerbaijan menuju Armenia. Itu adalah jumlah yang besar, lebih dari setengah dari jumlah penduduk wilayah tersebut yang sepenuhnya terletak di dalam Azerbaijan, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Jumat, (29/9/2023).
Namun, itu bukan pengusiran warga sipil terbesar dalam tiga dekade konflik antara Armenia dan Azerbaijan sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Setelah pasukan etnis Armenia mengamankan kendali Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya pada tahun 1994, organisasi pengungsi memperkirakan sekitar 900.000 orang melarikan diri ke Azerbaijan dan 300.000 ke Armenia.
Ketika perang pecah lagi pada tahun 2020 dan Azerbaijan merebut lebih banyak wilayah, Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan 90.000 orang mengungsi ke Armenia dan 40.000 ke Azerbaijan.
Jumlah pengungsi menimbulkan rasa saling membenci antara kelompok warga kedua negara, dan memunculkan pertanyaan soal masa depan wilayah tersebut.
Baca Juga: Azerbaijan Tangkap Mantan Kepala Pemerintahan Pemberontak Nagorno-Karabakh
Penjelasan tentang wilayah Nagorno-Karabakh
Nagorno-Karabakh, dengan populasi sekitar 120.000 orang, adalah wilayah pegunungan etnis Armenia di dalam Azerbaijan di Pegunungan Kaukasus selatan.
Ketika Azerbaijan dan Armenia masih bagian dari Uni Soviet, wilayah ini ditunjuk sebagai republik otonom, tetapi ketika kendali pusat Moskow terhadap wilayah-wilayah menjadi jauh melemah, muncul gerakan di Nagorno-Karabakh untuk diintegrasikan ke Armenia.
Ketegangan pecah menjadi kekerasan tahun 1988 ketika lebih dari 30 orang, ada yang mengatakan sekitar 200 orang, etnis Armenia tewas di kota Azerbaijan, Sumgait. Warga etnis Armenia melarikan diri, begitu juga banyak etnis Azeri yang tinggal di Armenia. Ketika perang besar pecah, angka-angka tersebut melonjak. Perang pertama itu berlangsung hingga tahun 1994.
Azerbaijan mendapatkan kendali atas sebagian Nagorno-Karabakh dan wilayah luas yang dikuasai oleh orang-orang Armenia dalam perang enam minggu pada tahun 2020, mengusir puluhan ribu orang Armenia yang dinyatakan pemerintah di Baku sebagai warga yang menetap secara ilegal.
Apa yang Terjadi dalam Beberapa Hari Terakhir?
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.