KIEV, KOMPAS.TV - Rusia melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran ke tiga wilayah Ukraina hari Kamis, (28/9/2023), termasuk beberapa serangan oleh pesawat tak berawak, meskipun Sekjen NATO di Kiev pada hari yang sama mengatakan Ukraina "secara perlahan mulai mendapatkan kembali kendali" melawan Rusia.
Kementerian pertahanan Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh 34 dari 44 pesawat tak berawak "Shahed". Serangan itu mengincar wilayah Mykolaiv dan Odessa di selatan serta Kirovohrad di Ukraina tengah seperti laporan Straits Times, Kamis, (28/9/2023).
"Kami mengalami malam yang sangat sulit," tulis Andriy Raikovych, gubernur Kirovohrad, di aplikasi pesan Telegram. "Beberapa Shahed di wilayah ini berhasil dihancurkan. Namun, juga ada yang mengenai sasaran."
Tidak ada korban jiwa dan kerusakan pada infrastruktur sipil, katanya. Tidak ada laporan kerusakan signifikan di Mykolaiv.
Gubernur wilayah Odessa, Oleh Kiper, memuji pertahanan udara wilayahnya setelah gelombang serangan Rusia terbaru sejak invasi skala penuh Moskow lebih dari 19 bulan lalu, "Tidak ada yang terkena dan tidak ada kerusakan. Hanya ada beberapa kebakaran kecil di rumput kering akibat puing-puing Shahed yang jatuh," katanya.
Namun, tembakan Rusia merusak pembangkit listrik tenaga panas di Ukraina bagian selatan hari Rabu malam, kata operator jaringan nasional Ukraina, Ukrenergo.
Perusahaan tersebut tidak memberikan rincian lain tentang lokasi pembangkit listrik atau sejauh apa kerusakan tersebut, "Pada malam hari kemarin, sebuah pembangkit listrik tenaga panas di wilayah selatan mengalami kerusakan akibat tembakan musuh yang massif," kata Ukrenergo yang dikelola negara dalam pernyataan yang dirilis pada hari Kamis.
Rusia secara rutin melakukan serangan misil jarak jauh dan serangan pesawat tak berawak terhadap target di Ukraina, dengan serangan baru-baru ini sering kali mengincar fasilitas gudang dan pelabuhan. Para pejabat Ukraina memperingatkan bahwa Rusia akan menyerang infrastruktur energi selama musim dingin yang keras.
Baca Juga: Ukraina Klaim Tewaskan Komandan Armada Laut Hitam Rusia, Kremlin: Orangnya Masih Hidup kok
Dalam konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal Nato Jens Stoltenberg, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak NATO memperkuat sistem pertahanan udara menjelang serangan yang diperkirakan datang dari Rusia terhadap jaringan energi Ukraina.
"Sekretaris jenderal setuju melakukan upaya untuk membantu dan mendukung kami dalam hal ini, untuk memobilisasi negara-negara anggota aliansi," kata Zelensky, seraya menambahkan, "Kita perlu melewati musim dingin ini bersama, melindungi infrastruktur energi dan nyawa orang."
Kiev, yang meluncurkan serangan balik melawan pasukan pendudukan Rusia, berdiskusi dengan sekutu tentang cara memperkuat pertahanan udaranya. Pembicaraan tersebut termasuk pembicaraan di Kiev antara Zelensky dan Menteri Pertahanan baru Inggris, Grant Shapps.
Stoltenberg mengatakan pasukan Ukraina "secara perlahan mulai mendapatkan kendali", bahkan ketika pasukan Rusia berjuang untuk "ilusi kekaisaran Moskow".
Dia mengumumkan, NATO kini punya kontrak kerangka kerja lintas perusahaan senilai €2,4 miliar untuk amunisi penting, termasuk €1 miliar dalam pesanan yang pasti.
Dia mengatakan kontrak semacam itu akan memungkinkan anggota NATO untuk mengisi ulang persediaan mereka yang anjlok sambil terus memberikan amunisi kepada Ukraina, yang dianggap menjadi faktor kunci dalam perang tersebut.
Stoltenberg juga mengutuk serangan Rusia di dekat perbatasan Ukraina dengan anggota NATO, Rumania.
Dia mengatakan tidak ada bukti bahwa serangan semacam itu adalah serangan sengaja terhadap Rumania tetapi menyebutnya "ceroboh" dan "membuat goyah".
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.