Korps Marinir AS, tempat pilot F-35 yang hilang tersebut bertugas, menyebut pilot itu merupakan seorang penerbang berpengalaman, telah bertugas di kokpit pesawat selama berdekade-dekade.
Pihak berwenang melaporkan bahwa pesawat siluman F-35 itu hilang dan jatuh karena malfungsi. Malfungsi ini membuat pilot terlempar keluar dan terjun payung di area penduduk.
Korps Marinir AS menyebut jet itu terbang sejauh 100 kilometer tanpa pilot dengan ketinggian sekitar 300 meter. Jet siluman itu kemudian jatuh di daerah perdesaan. Bangkai pesawat baru ditemukan sehari setelah kejadian.
Dugaan sementara Korps Marinir, jet F-35 tersebut bisa hilang karena fitur darurat yang ditujukan untuk melindungi pilot dalam keadaan aktif. Jet itu disebut memiliki fitur pengaman komunikasi yang akan aktif jika pilot melontarkan diri dari kokpit. Fitur ini bertujuan untuk melindungi lokasi pilot dan sistem rahasia pesawat.
"Umumnya, pesawat dilacak via radar dan kode-kode transponder. Setelah pilot terlontar, pesawat ini (F-35) didesain untuk menghapus seluruh komunikasi aman," demikian pernyataan Korps Marinir AS dikutip Associated Press, Kamis (21/9).
Dalam kasus pilot keluar kokpit, pesawat F-35 disebut akan menyiarkan sinyal untuk identifikasi diri sebagai kawan atau musuh. Namun, sinyal ini belum tentu bisa dilacak, tergantung faktor cuaca, ketinggian pesawat, dan lingkungan sekitar.
Selain itu, Korps Marinir menyebut cuaca badai dan awan rendah saat kejadian turut mengganggu pencarian pesawat.
"Ditambah kapabilitas siluman F-35, pelacakan jet ini harus dilakukan dengan cara-cara non-tradisional," demikian tulis Korps Marinir.
Mengenai pesawat yang tetap terbang tanpa pilot, Korps Marinir menyebut hal ini mungkin disebabkan perangkat kontrol otomatis F-35 yang menjaga penerbangan pesawat tetap stabil dalam kondisi tanpa pilot.
"Jika jet itu terbang dengan ketinggian stabil, jet itu akan berusaha tetap di situ. Jika itu sedang naik atau turun, jet itu akan memasuki situasi 1G saat naik atau turun hingga diperintah untuk melakukan hal lain," kata Korps Marinir.
"Ini didesain untuk menyelamatkan pilot kami jika mereka lumpuh atau kehilangan keawasan situasional."
Insiden hilang dan jatuhnya pesawat F-35 ini masih dalam proses penyelidikan. Proses penyelidikan tersebut bisa berlangsung berbulan-bulan hingga hasil final.
Baca Juga: Pindad Eskpor Amunisi 2 Kontainer Setiap Bulan ke Amerika, Targetkan Pendapatan Rp27 T di 2023
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.