ROMA, KOMPAS.TV - Sebuah studi yang diterbitkan hari Kamis, (31/8/2023) mengklaim leluhur manusia pernah berada di ambang kepunahan lebih dari 900.000 tahun yang lalu. Berdasarkan metode analisis baru, ilmuwan menemukan pada saat itu leluhur kita bertahan hidup dalam kelompok yang terdiri kurang dari 1.300 individu. Kini manusia berjumlah lebih dari 8 miliar individu.
Sementara sebagian besar orang saat ini khawatir tentang overpopulasi planet bumi, yang saat ini memiliki lebih dari 8 miliar individu. Disebutkan dalam studi tersebut para leluhur kita menghadapi masalah yang sangat berbeda, sesuai dengan laporan yang diterbitkan dalam jurnal akademik berpeer-review, Science, seperti laporan France24, Minggu (4/9/2023)
Menggunakan teknik baru untuk menganalisis data genetik, sekelompok ilmuwan internasional mengusulkan bahwa leluhur manusia mengalami pengecilan populasi yang parah sekitar 930.000 tahun yang lalu.
Berlangsung selama hampir 120.000 tahun, hambatan ini mengakibatkan penurunan jumlah individu yang mampu melahirkan anak dari sekitar 100.000 menjadi kurang dari 1.300.
Penurunan populasi yang drastis itu hampir menjadi akhir bagi umat manusia itu, demikian disebutkan dalam studi tersebut.
Baca Juga: Fosil Perempuan di Sulawesi Ubah Pandangan Soal Migrasi dan Percampuran Homo Sapiens dan Denisovan
Hanya ada 1.280 individu yang mampu melahirkan anak
Meskipun penelitian sebelumnya tentang evolusi manusia mengajukan hipotesis tentang pengecilan populasi di antara leluhur manusia pada era Pleistosen, ilmuwan menghadapi kesulitan menemukan bukti yang cukup karena kurangnya fosil manusia dan catatan arkeologi dari periode ini.
Sekarang, berkat metode analisis baru yang digunakan untuk memproyeksikan variasi genetik manusia saat ini ke belakang dalam waktu, ilmuwan berhasil memperkirakan ukuran populasi manusia selama periode Pleistosen Tengah.
"Metode ini ... disebut FitCoal, sepenuhnya inovatif dan punya akurasi perkiraan sekitar 95 persen," kata dua dari penulis bersama studi ini, ahli antropologi dari Universitas Florence, Fabio Di Vincenzo, dan ahli paleontologi dari Universitas Sapienza Roma, Giorgio Manzi.
Dengan memilih sampel genom dari 3.154 orang dari sekitar 50 kelompok populasi di seluruh dunia, para ilmuwan menggunakan FitCoal untuk melacak jejak genetik ke belakang dalam waktu, memperkirakan ukuran populasi sebelumnya yang punya pola genetik yang sama.
"Kita perlu melihat pada keragaman genetik yang ada dalam populasi di antara mana leluhur individu terpilih yang hidup. Semakin rendah keragaman genetik, semakin kecil populasinya," jelas Céline Bon, dosen senior dan ahli antropologi di Museum Sejarah Alam Nasional Prancis.
Dengan menelusuri dan membandingkan mutasi genetik manusia, metode analisis baru ini membantu ilmuwan mencapai perkiraan ukuran populasi sekitar 1.280 individu, yang merupakan "jumlah minimum individu yang mampu melahirkan anak, yang diperlukan untuk menghasilkan semua keragaman genetik yang bisa diamati dalam generasi-generasi berikutnya," kata Di Vincenzo dan Manzi.
Ilmuwan kemudian mencapai kesimpulan yang paling mungkin dari studi ini: kelompok kecil individu inilah yang menyelamatkan leluhur kita dari kepunahan sekitar 900.000 tahun yang lalu.
Baca Juga: China Temukan Tengkorak Manusia Purba Jenis Baru, Dinamakan Manusia Naga
Kelompok manusia lainnya
Sumber : Science / France24 / Nature
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.