LAHAINA, KOMPAS.TV - Korban jiwa akibat kebakaran hutan yang merembet ke kota Lahaina, Pulau Maui, Hawaii, Amerika Serikat (AS) tercatat mencapai 89 jiwa per Sabtu (12/8/2023). Korban jiwa kemungkinan bertambah mengingat operasi pencarian dan penyelamatan masih dalam tahap awal.
Kepala Polisi Maui John Pelletier menyebut petugas dengan anjing pelacak baru bisa mengakses sekitar 3 persen dari daerah terdampak kebakaran. Meskipun demikian, daya rusak kebakaran Maui yang diketahui sejauh ini telah membuatnya menjadi kebakaran hutan paling mematikan di AS seabad belakangan.
Pelletier mengakui bahwa jumlah korban jiwa kemungkinan bertambah dan skala bencana belum diketahui sepenuhnya. Ia pun menyebut baru ada dua korban tewas yang teridentifikasi sejauh ini.
Baca Juga: Penampakan Pulau Maui Hawaii dari Udara Pasca Kebakaran Hutan Dahsyat
"Kami menghadapi area yang harus dicari, luasnya paling tidak 5 mil persegi dan penuh dengan orang-orang tersayang kita. Tidak ada dari kita yang benar-benar tahu skala bencana saat ini," kata Pelletier dikutip Associated Press.
"Kami mengambil sisa jenazah dan itu berserakan. Ketika kami menemukan keluarga atau teman, jasad yang kami temukan telah dilalap api yang bisa melelehkan logam," ujarnya.
Gubernur Hawaii Josh Green menyebut setidaknya 2.200 bangunan hancur atau rusak di Maui Barat. Sebanyak 86% dari bangunan itu adalah rumah penduduk.
"Kita hanya bisa menanti dan mendukung mereka yang masih hidup. Fokus kami sekarang adalah mempersatukan kembali orang-orang ketika kami bisa dan memberi mereka tempat tinggal dan layanan kesehatan, lalu kami bisa (fokus) ke pembangunan ulang," kata Green.
Hingga berita ini diturunkan, selain di Lahaina, kebakaran hutan juga dilaporkan terjadi di selatan Maui dan daerah pesisir utara Lahaina. Petugas disebut berhasil memadamkan dua kebakaran tersebut dan tidak ada korban manusia yang dilaporkan sejauh ini.
Kebakaran besar di Lahaina sendiri meluas dengan cepat pada Selasa (8/8) lalu. Kebakaran ini menghancurkan hampir setiap bangunan di kota berpenduduk 13.000 jiwa tersebut.
Penduduk Lahaina, Riley Curran menyebut kebakaran meluas dengan sangat cepat. Ia mengaku ragu apakah pemerintah atau manusia bisa melakukan mitigasi lebih baik mengingat cepatnya penyebaran api.
"Bukan karena orang-orang tidak mencoba melakukan apa pun. Kebakarannya membesar dari nol langsung ke 100," kata Curran.
Baca Juga: Data dan Fakta Gelombang Panas Dunia 2023: Berpeluang Makin Sering dan Tewaskan Ribuan Orang
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.