BEIJING, KOMPAS.TV - China mengaku tak gentar dengan guyuran bantuan militer Amerika Serikat (AS) untuk Taiwan dan akan terus mendesakkan agenda reunifikasi paksa dengan pulau tersebut.
Hal ini disampaikan representatif China usai Gedung Putih mengumumkan bantuan militer senilai 345 juta dolar AS untuk Taipei.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan, Chen Binhua, mengecam bantuan militer AS itu. Menurutnya, Washington sekadar menjadikan Taiwan "depot amunisi."
"Tidak peduli berapa banyak uang pajak warga biasa yang dihabiskan pasukan separatis Taiwan, tidak peduli berapa banyak senjata AS, itu tidak akan menggoyahkan niat kami membereskan masalah Taiwan atau menggoyang tekad baja kami untuk mewujudkan reunifikasi Tanah Air," kata Chen, Sabtu (29/7/2023), dikutip Associated Press.
Baca Juga: Pengusaha Taiwan Ditahan 1.400 Hari di China dan Dituduh Mata-mata, Gegara Foto Kantor Polisi
"Tindakan mereka (AS) mengubah Taiwan menjadi tong mesiu dan depot amunisi, memperparah ancaman perang di Selat Taiwan," lanjutnya.
Militer China sendiri mengintensifkan manuver militer di sekitar Taiwan beberapa tahun belakangan. Beijing kerap mengirim jet tempur atau kapal perang ke arah Taiwan, juga menggelar latihan militer di selat.
Pemerintahan Xi Jinping berupaya mereunifikasi Taiwan yang merdeka secara de facto sejak perang sipil 1949. Namun, Taipei menanggapinya dengan meningkatkan pembelian senjata sebagai strategi penangkalan invasi China.
Dalam perkembangan terbaru, Minggu (30/7), Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan melaporkan bahwa pihaknya mendeteksi enam kapal perang China di dekat wilayahnya.
Baca Juga: Janji Xi Jinping ke Jokowi: China-Indonesia Kian Mesra untuk Kerja Sama Strategis
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.