KIEV, KOMPAS.TV - Badan pengawas atom PBB IAEA melaporkan para pengamatnya di Pembangkit Listrik Nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia melihat ranjau anti-personel di sekitar lokasi tersebut.
Hal ini terjadi ketika militer Ukraina melakukan serangan balasan terhadap pasukan Kremlin yang telah bertahan selama 17 bulan perang.
Badan Energi Atom Internasional IAEA mengatakan timnya mengamati ranjau tersebut pada Minggu (23/7/2023) lalu di area terbatas yang tidak boleh diakses oleh staf Ukraina di pembangkit listrik tersebut.
Badan tersebut tidak secara langsung menyebut Rusia bertanggung jawab atas penempatan ranjau tersebut, tetapi mengatakan para ahlinya diberitahu.
"Ini adalah keputusan militer dan berada di area yang dikuasai militer." seperti yang dilaporkan oleh Associated Press pada Rabu (26/7/2023).
"Kehadiran bahan peledak seperti ini di lokasi pembangkit listrik tidak sesuai dengan standar keselamatan IAEA dan pedoman keamanan nuklir, dan menciptakan tekanan psikologis tambahan pada staf pembangkit," kata Rafael Mariano Grossi, direktur jenderal badan tersebut dalam pernyataan pada Senin malam (24/7).
Namun, pernyataan tersebut menyatakan bahwa ledakan ranjau, yang menghadap menjauh dari pembangkit listrik dan terletak di antara pembatas internal dan eksternalnya, tidak akan mempengaruhi sistem keselamatan dan keamanan nuklir di lokasi tersebut.
IAEA berkali-kali menyatakan keprihatinannya bahwa perang dapat menyebabkan bocornya radiasi potensial dari fasilitas tersebut, yang merupakan salah satu pembangkit listrik nuklir terbesar di dunia.
Baca Juga: Kremlin Tuding Kiev Serang Moskow dan Krimea saat Pasukan Rusia Bombardir Selatan Ukraina
Enam reaktor pembangkit tersebut telah dimatikan selama berbulan-bulan, tetapi pembangkit listrik tersebut tetap membutuhkan pasokan listrik dan staf terlatih untuk mengoperasikan sistem pendingin penting dan fitur keamanan lainnya.
Bulan lalu, badan intelijen militer Ukraina menyatakan tanpa menyediakan bukti bahwa Rusia berencana melakukan provokasi besar-besaran di pembangkit listrik nuklir di wilayah tenggara negara tersebut dan telah menempatkan bahan peledak yang dicurigai di atapnya.
Di sisi lain, Rusia telah menuduh tanpa memberikan bukti bahwa Ukraina berencana melakukan serangan bendera palsu yang melibatkan bahan-bahan radioaktif.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.