KAHIRE, KOMPAS.TV - Kepolisian Yaman menangkap dua tersangka pembunuhan seorang pejabat senior Program Pangan Dunia WFP yang terjadi pada hari sebelumnya, seperti diumumkan pihak berwenang Yaman, Sabtu (22/7/2023).
Selain itu, sepuluh orang lainnya juga diamankan atas dugaan keterlibatan mereka dalam pembunuhan Moayad Hameidi, yang baru-baru ini tiba di negara tersebut untuk menduduki posisi Kepala Program Pangan Dunia di provinsi barat daya Taiz.
Polisi Taiz tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait penangkapan tersebut.
Hari Jumat, dua penembak bersepeda motor menembaki Hameidi di kota Turbah. Ia meninggal setelah tiba di rumah sakit. Para penyerang melarikan diri dari lokasi kejadian.
Hameidi, warga Yordania, adalah pekerja bantuan terbaru yang tewas di Yaman, negara yang terperangkap perang saudara sejak tahun 2014. Ia baru saja tiba di Taiz beberapa hari sebelumnya untuk menjabat sebagai kepala kantor WFP di provinsi tersebut.
"Kehilangan rekan kami adalah tragedi besar bagi organisasi kami dan komunitas kemanusiaan," ujar Richard Ragan, Direktur WFP di Yaman. "Kehilangan jiwa dalam pelayanan kemanusiaan adalah tragedi yang tidak dapat diterima."
Baca Juga: Pertukaran Tahanan Besar-Besaran Pemerintah Yaman dan Pemberontak Houthi, Perdamaian di Depan Mata?
Yaman terperangkap dalam perang saudara sejak tahun 2014, ketika pemberontak Houthi yang didukung Iran meluas di sebagian besar wilayah utara dan merebut ibu kota Sanaa, memaksa pemerintahan yang diakui secara internasional untuk mengungsi.
Koalisi pimpinan Arab Saudi masuk ke dalam perang pada tahun berikutnya, mendukung pemerintah, dan dari waktu ke waktu, konflik tersebut berubah menjadi perang proksi antara Arab Saudi dan Iran, pendukung asing utama Houthi.
Konflik di Yaman telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dan lebih dari 150.000 orang, termasuk pejuang dan warga sipil, telah tewas.
Taiz, kota terbesar ketiga di Yaman dan ibu kota provinsi, telah berada di bawah pengepungan oleh Houthi sejak tahun 2016, sebagai bagian dari konflik kejam di negara tersebut.
Pengepungan telah sangat membatasi kebebasan bergerak dan menghambat aliran barang penting, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan bagi penduduk kota.
Pada Mei 2021, seorang pekerja bantuan dari lembaga amal Oxfam tewas dan satu lagi terluka ketika mereka terjebak dalam tembakan silang di selatan negara itu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.