LEIDEN, KOMPAS.TV - Belanda dan Indonesia menyambut kembalinya ratusan artefak budaya yang pernah dirampas Belanda masa penjajahan, Senin (10/7/2023). Perampasan, yang terkadang dilakukan dengan paksa itu, dianggap sebagai langkah maju dalam upaya pengembalian barang rampasan masa penjajahan secara global.
Barang-barang tersebut, mulai dari permata berharga hingga pahatan candi abad ke-13, secara resmi diserahkan kembali kepada Indonesia dalam sebuah upacara di Museum Volkenkunde di Leiden, Belanda.
"Kami sangat gembira. Ini merupakan momen bersejarah bagi kami, Indonesia, dan Belanda. Dan hubungan antara kedua negara," kata Hilmar Farid, direktur jenderal kebudayaan di Kementerian Kebudayaan Indonesia, seperti dilansir Associated Press.
"Tapi saya pikir apa yang kita capai sejauh ini juga adalah kontribusi yang sangat signifikan terhadap perdebatan global soal pengembalian benda-benda kolonial." tegas Hilmar.
Pemerintah Belanda mengumumkan pengembalian harta karun Indonesia dan artefak yang dirampas dari Sri Lanka minggu lalu.
Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Ali Sabry, menyambut keputusan tersebut dan mengatakan Sri Lanka akan bekerja untuk melestarikan barang-barang tersebut, termasuk meriam perayaan yang dihiasi dengan indah.
Ini merupakan artefak pertama yang dikembalikan ke Tanah Air atas saran dari sebuah komite Belanda yang dibentuk pada tahun 2022 untuk mengevaluasi permintaan negara-negara terkait pengembalian harta karun rampasan masa penjajahan seperti artefak di museum negara.
Baca Juga: Belanda Pernah Jarah Harta Karun Indonesia di Era Kolonial, Kali Ini Dikembalikan, Apa Saja?
Komite tersebut sedang mempertimbangkan lebih banyak permintaan pengembalian harta rampasan dan jarahan masa kolonial Belanda dari Indonesia, Sri Lanka, dan Nigeria.
Indonesia menerima kembali lebih dari sekadar kumpulan permata berkilauan dan pahatan kuno dari candi di Jawa, kata Farid.
"Kami menganggap objek-objek ini sebagai barang yang hilang dalam narasi sejarah kami dan tentu saja mereka memiliki peran simbolis dan budaya yang berbeda," katanya. Kembalinya barang-barang tersebut berarti Indonesia dapat "mengintegrasikannya kembali ke dalam konteks budaya mereka. Dan tentu saja, itu memiliki makna simbolis bagi kami."
Gunay Uslu, sekretaris negara Belanda bidang kebudayaan dan media, menyebut presentasi Senin ini sebagai "sebuah peristiwa bersejarah yang penting" yang memiliki pengaruh di luar Belanda dan koloninya.
"Ini juga merupakan momen penting bagi dunia karena ini tentang objek-objek kolonial dalam konteks kolonial. Jadi ini adalah topik yang sensitif," katanya.
Sebuah museum di Berlin mengumumkan pada Januari bahwa mereka siap untuk mengembalikan ratusan tengkorak manusia dari bekas jajahan Jerman di Afrika Timur. Pada tahun 2021, Prancis mengatakan mereka akan mengembalikan patung, tahta kerajaan, dan mezbah suci yang diambil dari negara Afrika Barat, Benin.
Dan tahun lalu, Belgia mengembalikan gigi berlapis emas milik pahlawan kemerdekaan Kongo yang terbunuh, Patrice Lumumba.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.