KOLKATA, KOMPAS.TV - Pemilihan umum untuk memilih pegawai pemerintah desa di negara bagian Benggala Barat, India dihambat gelombang kekerasan yang menewaskan setidaknya 18 orang per Sabtu (8/7/2023). Gelombang kekerasan pun membuat pemilhan mesti dihentikan sementara.
Gelombang kekerasan ini melibatkan simpatisan-simpatisan partai yang berkontestasi di Benggala Barat. Setidaknya 10 korban tewas tercatat merupakan anggota Partai Kongres Trinamool (TMC), dua dari Partai Komunis India, dan petugas yang dipekerjakan Partai Bharatiya Janata (BJP).
Pemimpin BJP di negara bagian Benggala Barat, Sukanta Majumdar meminta Menteri Dalam Negeri India mengintervensi gelombang kekerasan ini.
“Demokrasi di Benggala Barat dicekik hingga mati dan pemilihan yang bebas dan adil tidak bisa dihelat,” kata Sukanta Majumdar sebagaimana dikutip India Today.
Baca Juga: Lelaki Setengah Baya di India Mati Tersedak Mata Kambing Setengah Matang saat Mabuk
Gelombang demonstrasi pecah akibat pembunuhan-pembunuhan yang terjadi. Sederet pembunuhan dan bentrokan massa pun membuat tensi pemilihan umum desa di India memanas.
Pembunuhan-pembunuhan terkait pemilihan ini pun melibatkan bom pipa dan senjata api. Pada Jumat (7/7), seorang petugas TMC terbunuh dalam serangan bom pipa di Rejinagar, Distrik Murshidabad, Benggala Barat. Seorang petugas TMC lain pun ditikam di distrik tersebut.
Madhav Biswas, petugas pemantau pemilhan dari BJP, ditembak mati oleh orang tak dikenal di Distrik Cooch Behar, Sabtu (8/7).
Seorang petugas TMC lain, Gautam Roy digebuki massa hingga mati dengan batang bambu. Insiden ini terjadi di Distirk Burdwan Timur.
Pemilihan umum desa di India sendiri akan memilih panchayat (dewan desa). Sistem desa di India menganut model pemerintahan tiga kasta panchayat.
Terdapat 73.887 kursi panchayat yang diperebutkan 206.000 kandidat di Benggala Barat. Totalnya, 56 juta warga desa berhak memilih dalam pemilihan di Benggala Barat ini.
Baca Juga: Banyak Negara Kecam Israel Setelah Serangan Brutal ke Palestina, Dapat Memicu Kekerasan Lainnya
Sumber : India Today
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.