BEIJING, KOMPAS.TV - China mengalami lonjakan kasus bunuh diri di kalangan generasi muda dalam beberapa tahun terakhir. Kasus ini mendorong para peneliti menyerukan program khusus guna membantu mereka menghadapi tekanan akademik.
Menurut sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Chinese Centre for Disease Control and Prevention seperti yang dilaporkan oleh Straits Times, Kamis (6/7/2023), jumlah anak-anak usia lima hingga 14 tahun yang meninggal akibat bunuh diri meningkat sekitar 10 persen setiap tahun, dari tahun 2010 hingga 2021.
Sementara itu, jumlah bunuh diri pada kelompok usia 15 hingga 24 tahun mengalami penurunan sebesar 7 persen hingga tahun 2017, namun kemudian mengalami peningkatan hampir 20 persen dalam empat tahun berikutnya.
Meskipun peningkatan ini terlihat kecil dalam angka absolut, namun hal ini bertentangan dengan penurunan sebesar 5,3 persen setiap tahun dalam periode 2010-2021 di semua kelompok usia di China. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya program kesehatan mental nasional.
Para peneliti menyebutkan, anak-anak dan remaja menghadapi gangguan mental yang parah dan risiko bunuh diri yang tinggi akibat persaingan yang ketat dalam mencapai prestasi di sekolah.
Menurut survei nasional tahun 2022, setengah dari orang-orang yang menderita gangguan depresi di China adalah siswa.
Para peneliti mendesak Pemerintah China memprioritaskan pengembangan program yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja dengan mengadopsi praktik terbaik dari luar negeri serta memungkinkan identifikasi dini terhadap perilaku bunuh diri.
Baca Juga: Kim Jong-Un Perintahkan Larangan Bunuh Diri untuk Warga Korea Utara, Ada Apa?
Sejak lama, generasi muda di China terlibat dalam persaingan sengit untuk unggul di sekolah dan mendapatkan pekerjaan yang baik setelah lulus.
Tiga tahun pandemi Covid-19, yang di China berarti adanya pembatasan ketat, termasuk banyak yang diberlakukan di kampus-kampus perguruan tinggi, serta angka pengangguran generasi muda yang mencapai rekor tertinggi semakin menambah tekanan pada generasi muda.
Pada awal tahun 2023, bunuh diri seorang siswa sekolah asrama bernama Hu Xinyu menjadi perhatian luas di China, baik karena remaja berusia 15 tahun tersebut mengungkapkan kekhawatiran terhadap nilai-nilainya sebelumnya, maupun bagaimana kepolisian menangani penyelidikan mereka.
Selain itu, banyak orang yang mengungkapkan kesedihan atas kematian penyanyi dan penulis lagu asal Hong Kong, Coco Lee. Saudara-saudara perempuannya menyatakan dalam sebuah pernyataan yang diposting di Facebook bahwa wanita berusia 48 tahun tersebut telah menderita depresi selama beberapa tahun.
Salah satu pengguna Weibo menulis, "Kematian Coco juga menjadi peringatan bagi kita untuk serius mengenai kesehatan mental kita."
Pada tahun 2021, Beijing mengumumkan reformasi luas terhadap sektor pendidikan teknologi, dengan melarang perusahaan bimbingan belajar yang mengajarkan kurikulum sekolah untuk mencari keuntungan. Banyak orang tua mengeluh bahwa tekanan untuk menggunakan guru les pribadi menyebabkan kecemasan berlebih di rumah.
Para peneliti juga memperingatkan bahwa keyakinan umum di kalangan orang tua dan guru bahwa mendapatkan nilai bagus lebih penting dari segalanya, berisiko menyembunyikan masalah kesehatan mental yang menghantui anak-anak.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.