PARIS, KOMPAS.TV - Salah seorang wali kota di Paris mengeklaim jadi target pembunuhan usai massa menabrakkan sebuah mobil di rumahnya pada malam kelima kerusuhan Paris yang masih panas.
Seperti yang diketahui, ibu kota Prancis itu sedang diguncang oleh berbagai tindak kekerasan setelah terjadinya insiden penembakan oleh polisi yang mengakibatkan Nahel Marzouk tahun tewas.
Kematian remaja 17 tahun pada Selasa (27/6/2023) itu menyebabkan kemarahan besar dari publik.
Meski petugas polisi yang melakukan penembakan sudah ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kemarahan publik Prancis terlanjur meningkat sehingga menyebabkan kerusuhan di berbagai daerah.
Pada malam kelima, Minggu (2/7/2023) dini hari waktu setempat, para perusuh menyasar rumah Wali Kota L'Haÿ-les-Roses, pinggiran selatan Paris, Vincent Jeanbrun.
Jeanbrun mengeklaim, dia dan keluarganya menjadi sasaran pembunuhan oleh perusuh.
Akibat serangan itu, istri dan salah satu anaknya terluka saat melarikan diri dari seorang penyerang yang menabrak rumahnya dengan sebuah mobil dan kemudian membakar mobil tersebut.
"Malam ini, sebuah tonggak sejarah dicapai dalam kengerian dan aib," kata dia dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Mirror, Minggu (2/7/2023).
"Pada Pukul 01.30 pagi, ketika saya berada di Balai Kota selama 3 malam, orang-orang menabrak rumah saya dengan mobil sebelum membakarnya di rumah saya, di mana istri dan dua anak saya yang masih kecil tinggal sedang tidur," ucapnya.
"Mencoba untuk melindungi mereka dan melarikan diri dari penyerang, istri saya dan salah satu anak saya terluka."
"Ini adalah upaya untuk membunuh kekejian yang tak terucapkan."
Baca Juga: Kerusuhan Prancis: Perusuh Jarah Toko Senpi, Pemerintahan Macron Terjunkan 45.000 Polisi
Sumber : The Mirror/The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.