KHARTOUM, KOMPAS.TV - Ketegangan tetap terjadi di Sudan saat perayaan Iduladha, di mana desingan peluru masih terjadi.
Padahal gencatan senjata telah diumumkan oleh kedua grup militer yang tengah berkonflik di negara itu.
Dilaporkan BBC, Rabu (28/6/2023), warga setempat mengatakan artileri dan serangan udara masih terdengar di Khartoum.
Di Sudan sendiri Iduladha dilaksanakan pada Rabu.
Baca Juga: Peringati Hari Raya Iduladha, Tentara Sudan Umumkan Gencatan Senjata Sepihak
“Rasaya tak seperti Iduladha,” kata seorang warga, Zahra Saeed, menambahkan bahwa jalanan begitu sepi dan orang-orang ketakutan.
“Tadi malam, saya tak bisa tidur karena suara dari senjata api,” ujarnya.
Warga lainnya mengatakan mereka terlalu takut untuk menghadiri Salat Iduladha, yang biasanya diadakan di pusat kota.
"Untuk pertama kalinya dalam hidup saya tidak datang,” ujar mantan siswa media, Walaa Ibrahim.
Banyak warga Sudan di Khartoum memutuskan untuk salat di rumah mereka masing-masing.
“Kini serangan udara kerap dilakukan, mereka tak menghormati orang lain. Mereka tak menghormatri betapa pentingnya saat sekarang,” ujar Ibrahim menambahkan.
Sudan telah memasuki pekan ke-10 dari perang yang dimulai sejak April.
Perang sipil terjadi di Sudan atas perebutan kekuasaan antara tentara Sudan dan paramiliter yang disebut Rapid Support Forces (RSF).
Sejak itu, lebih dari 500.000 orang telah lari dari Sudan berdasarkan pengitungan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: Salat di Stadion Besar, Iduladha di Wellington Berlangsung Meriah, ada Hadiah Buku Gratis dan Bazzar
Selain itu, warga Sudan sendiri kesulitan untuk berkurban karena situasi saat ini.
“Biasanya setiap Iduladha kambing kurban bisa dibeli, tetapi situasi saat ini sangat sulit karena perang, dan banyak dari kami yang tak dibayar,” ujar pedagang kambing di Negara Bgaian West Kordofan, Mohammed Aboud Soliman.
“Kami tak bisa membeli kambing kurban karena harga yang terlalu mahal,” ucapnya.
Kue-keu yang disuguhkan untuk Iduladha juga mengalami kekurangan pasokan dari toko kue.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.