NANTERRE, KOMPAS.TV - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut penembakan yang menewaskan seorang pengantar makanan berusia 17 tahun oleh polisi sebagai "tak termaafkan" dan memohon agar situasi tetap tenang sambil menunggu proses hukum berjalan.
Pemerintah meningkatkan kehadiran polisi di Paris dan kota-kota besar lainnya pada hari Rabu setelah pembunuhan itu memicu kekerasan sporadis semalam, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Kamis (29/6/2023).
Kematian Nael, remaja berusia 17 tahun, yang terjadi saat razia lalu lintas pada hari Selasa (27/6/2023) di pinggiran kota Paris, Nanterre, menimbulkan keprihatinan nasional dan amarah publik.
Bintang sepak bola Prancis, Kylian Mbappe, mengirimkan cuitan, "Saya terluka untuk negeri saya Prancis." Nama keluarga Nael belum diumumkan oleh pihak berwenang atau keluarganya.
Ibu Nael menyerukan untuk melakukan aksi diam pada hari Kamis untuk menghormati sang anak di alun-alun tempat dia ditembak mati. Sementara aktivis Prancis memperbarui seruan mereka untuk menangani apa yang mereka anggap sebagai penyalahgunaan wewenang polisi yang sistemik.
Para pejabat pemerintah mengutuk pembunuhan itu dan berusaha menjauhkan diri dari tindakan polisi tersebut.
"Tidak ada yang memaafkan kematian seorang anak muda," kata Macron kepada wartawan di Marseille, menyebut apa yang terjadi sebagai "tidak dapat dijelaskan dan tak termaafkan."
Baca Juga: Kerusuhan Meluas usai Polisi Tembak Mati Remaja 17 Tahun, Prancis Tingkatkan Keamanan
Video insiden yang dibagikan secara online menunjukkan dua polisi miring ke jendela sisi pengemudi sebuah mobil kuning sebelum kendaraan tersebut menjauh saat salah seorang polisi menembak melalui jendela. Mobil tersebut kemudian terlihat menabrak tiang di dekatnya.
Korban, yang mengemudikan mobil tersebut, terluka akibat tembakan dan meninggal di tempat kejadian, demikian pernyataan dari kantor jaksa.
Seorang penumpang di dalam mobil sempat ditahan dan dibebaskan, sementara polisi tengah mencari penumpang lain yang melarikan diri.
Kemarahan atas pembunuhan ini memicu kerusuhan di beberapa kota di sekitar Paris. Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan 31 orang telah ditangkap, 24 polisi terluka, dan 40 mobil terbakar dalam kerusuhan semalam.
Polisi yang diduga menembak Nael tetap ditahan dan menghadapi kemungkinan tuduhan pembunuhan tidak disengaja, seperti diumumkan kantor kejaksaan Nanterre.
Kawasan Nanterre tempat tinggal Nael tetap tegang pada hari Rabu, dengan polisi berjaga di sekitar kantor pemerintahan setepat sementara puing-puing mobil yang terbakar serta tong sampah yang terbalik masih terlihat di beberapa area.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.