OMDURMAN, KOMPAS.TV - Gencatan senjata 24 jam ketika hari raya Iduladha 1444 H yang jatuh pada Rabu (28/6/2023) di Sudan dilanggar kedua pihak yang bertempur. Pihak militer dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) melanjutkan pertempuran sejak pagi ketika masyarakat Sudan sedianya salat Id dan menyembelih hewan kurban.
Warga di sekitar Khartum dan Omdurman, dua kota terbesar di Sudan, melaporkan pertempuran hebat terjadi sejak Rabu (28/6) pagi waktu setempat. Warga juga mendengar ledakan hasil serangan artileri dan serangan udara yang diluncurkan militer.
Jurnalis Al Jazeera di Omdurman, Hiba Morgan menyebut suasana di kota tidak seperti Iduladha. Hanya sedikit warga yang berani keluar rumah.
Baca Juga: Iduladha Menyedihkan di Sudan yang Dilanda Perang, Rakyat Sulit Bertahan dan Tidak Ada yang Kurban
Sebelumnya, militer dan RSF Sudan mengumumkan gencatan senjata 24 jam untuk memperingati Iduladha. Namun, kesepakatan ini dilanggar dan negosiasi kedua pihak masih buntu.
"Gencatan senjata seakan tanpa arti karena, sekali lagi, Iduladha ini tidak bisa dirayakan (masyarakat Sudan)," kata Morgan, Rabu (28/6).
Menurutnya, suasana Iduladha yang biasa muncul di Sudan berbeda kali ini. Masyarakat justru bersedih karena konflik yang merenggut anggota keluarga atau membuat mereka terusir.
Di lain sisi, banyak warga Sudan yang tidak memiliki kapasitas finansial untuk merayakan Iduladha.
Konflik Sudan yang dipicu rivalitas dua jenderal kini telah berlangsung selama lebih dari 70 hari. Konflik Sudan diperkirakan telah menewaskan sedikitnya 2.000 warga sipil dan menimbulkan korban luka lebih banyak.
Baca Juga: Peringati Hari Raya Iduladha, Tentara Sudan Umumkan Gencatan Senjata Sepihak
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.