MINSK, KOMPAS.TV - Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Selasa (27/6/2023), membenarkan bahwa Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Wagner yang memberontak di Rusia telah tiba di Belarus.
Seperti laporan Associated Press, pengasingan Prigozhin di Belarus telah diumumkan oleh Kremlin sebelumnya sebagai bagian dari kesepakatan yang mengakhiri pemberontakan.
Lukashenko mengatakan Prigozhin pindah ke Belarus dan dia serta beberapa pasukannya akan disambut tinggal di Belarus "untuk sementara waktu" dengan biaya mereka sendiri.
Pemerintah Rusia menyatakan mereka telah menutup penyelidikan pidana terhadap pemberontakan bersenjata gagal yang dipimpin oleh kepala pasukan bayaran Yevgeny Prigozhin dan tidak akan melakukan penuntutan atas dia atau pasukannya.
Pada Selasa (27/6), Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan seluruh personel kelompok tentara bayaran Wagner diberi upah oleh pemerintah Rusia melalui perusahaan Wagner yang jumlahnya 86 miliar rubel atau setara 15,1 triliun rupiah hanya setahun terakhir, mulai Mei 2022 hingga Mei 2023. Sementara kontrak kateringnya senilai 14,1 triliun rupiah.
Layanan Keamanan Federal, atau FSB, mengatakan penyelidikan menemukan bahwa mereka yang terlibat dalam pemberontakan, yang berlangsung kurang dari 24 jam setelah Prigozhin mengumumkannya hari Jumat, "berhenti melakukan kegiatan yang ditujukan untuk melakukan kejahatan," sehingga kasusnya tidak akan diteruskan.
Pada akhir pekan, Kremlin berjanji tidak akan memperkarakan Prigozhin dan para personel tentara bayarannya setelah dia menghentikan pemberontakan pada hari Sabtu, meskipun Putin menyebut mereka sebagai pengkhianat dan pihak berwenang bergegas memperkuat pertahanan Moskow ketika para pemberontak mendekati ibu kota.
Baca Juga: Putin Muncul Berpidato di Depan Publik, Wagner Segera Serahkan Senjata Berat ke Garda Nasional Rusia
Dakwaan melakukan pemberontakan bersenjata dapat dihukum dengan hingga 20 tahun penjara. Prigozhin lolos dari penuntutan ini, berbeda dengan perlakuan Kremlin terhadap mereka yang menggelar protes anti-pemerintah di Rusia, di mana banyak tokoh oposisi mendapatkan hukuman penjara yang panjang di koloni hukuman yang terkenal kejam.
Keberadaan Prigozhin tetap menjadi misteri hingga adanya pengumuman dari Presiden Belarus.
Lukashenko menggambarkan pemberontakan sebagai hasil pertikaian antara Prigozhin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu. Prigozhin mengatakan pemberontakan tersebut bertujuan untuk menggulingkan Shoigu, bukan Putin.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.