MINSK, KOMPAS.TV - Setelah memisahkan diri dari Uni Soviet yang runtuh pada awal 1990-an, Belarus semakin menyatu dengan Rusia, berbeda dengan negara tetangganya Ukraina. Hubungan tersebut semakin kuat dengan serangan Rusia ke Ukraina.
Seperti laporan Bloomberg, Senin (26/6/2023), Presiden Belarus Alexander Lukashenko membiarkan Belarus digunakan sebagai pangkalan dan basis senjata nuklir Rusia, sementara ia sendiri tidak mengirim pasukannya untuk ikut berperang.
Hubungan erat ini merupakan balasan atas dukungan Presiden Rusia Vladimir Putin yang membiayai pemerintahannya selama bertahun-tahun dan memberikan bantuan kepada Lukashenko setelah terjadinya pemilu tahun 2020 yang dianggap kontroversial oleh Barat sehingga memicu pemberontakan, represi, dan sanksi.
Hubungan ini juga terlihat ketika Lukashenko mengatakan ia secara pribadi ikut campur tangan atas persetujuan Putin dalam mengatur kesepakatan dengan komandan pemberontak kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, Yevgeny Prigozhin. Lukashenko dilaporkan menawarkan perlindungan di Belarus saat pasukannya bergerak menuju Moskow.
Inilah beberapa alasan Belarus selalu dekat dengan Rusia dalam berbagai kebijakan luar negerinya, termasuk dalam perang Ukraina.
Baca Juga: Mantan Petinggi CIA Sebut Prigozhin Berpeluang Mati secara Misterius di Belarusia, Ini Alasannya
Secara geopolitik dan militer, negara dengan jumlah penduduk 9,3 juta orang ini terletak di sebelah utara Ukraina, dan perbatasan mereka memiliki panjang ratusan kilometer.
Wilayah selatan Belarus berdekatan dengan Kiev, yang menjadikannya sebagai basis yang berguna bagi pasukan Rusia dalam upaya mereka yang gagal untuk secepat kilat merebut ibu kota Ukraina pada awal konflik.
Belarus berbatasan dengan Polandia, Lituania, dan Latvia, yang semuanya adalah anggota aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO, sehingga memiliki arti strategis bagi Moskow.
Belarus juga merupakan bagian dari jalur terpendek antara daratan Rusia dan Kaliningrad, wilayah yang dikuasai Rusia yang terisolasi di sebelah barat Laut Baltik.
Baca Juga: Bos Wagner Yevgeny Prigozhin Bisa Dihabisi di Belarusia, Putin Benci Pengkhianat
Di masa lalu, Lukashenko pernah menguji kesabaran Putin dengan mencitrakan Belarus sebagai negara yang independen meskipun sangat bergantung pada energi Rusia dan bantuan keuangan.
Minsk tidak mengakui aneksasi Krimea oleh Rusia tahun 2014, dan mencoba menjadi mediator dalam krisis tersebut.
Hubungan ini mulai berubah tahun 2020 saat Putin mendapatkan pengaruh yang lebih besar atas Lukashenko saat kekuasaannya terancam, dengan mendukung tindakan kerasnya terhadap gerakan oposisi yang terorganisir dengan baik yang mengancam untuk menjatuhkannya.
Moskow memperoleh pengaruh yang lebih besar dengan memberikan pinjaman sebesar 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp21 triliun) dan mencapai kesepakatan preferensial untuk memasok minyak dan gas ke negara tetangganya yang lebih kecil itu.
Sanksi yang diberlakukan oleh pemerintah Barat terhadap Minsk mendorong Belarus lebih mendekat ke Rusia.
Putin mengunjungi Lukashenko di Belarus pada Desember 2022, menunjukkan seberapa dekat kedua negara tersebut. Lukashenko mengatakan ia turun tangan untuk mengatur kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan Wagner pada bulan Juni.
Baca Juga: Dibuang ke Belarusia Usai Batalkan Kudeta Wagner, Keberadaan Yevgeny Prigozhin Tak Diketahui
Sumber : Bloomberg / Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.