MANILA, KOMPAS.TV - Warga sejumlah desa di sekitar Gunung Mayon, timur laut Filipina dievakuasi menggunakan truk dan kendaraan lain pada Selasa (13/6/2023). Warga disebut ketakutan melihat lava pijar Gunung Mayon yang erupsi.
Masyarakat juga khawatir dengan muntahan abu yang berlangsung sporadis. Aktivitas vulkanis di Gunung Mayon dilaporkan memuncak sejak pekan lalu.
Hampir 15.000 warga yang tinggal dalam radius 6 kilometer dari kawah Gunung Mayon telah dievakuasi. Per Senin (12/6), otoritas setempat memperluas zona bahaya hingga 7 kilometer dari kawah.
Baca Juga: Kisah Dokter Perempuan di Kepulauan Terpencil Filipina, Rawat 13.000 Orang Sendirian
Akan tetapi, banyak warga yang memutuskan untuk mengevakuasi diri sebelum perintah evakuasi wajib diumumkan pihak berwenang.
"Sudah ada lahar dan hujan abu," kata Fidela Banzuela, salah satu warga Desa San Fernando yang dievakuasi pada Selasa (13/6) sebagaimana dikutip Associated Press.
"Jika gunung itu meletus, kami tidak akan bisa melihat apa pun karena akan sangat gelap," lanjutnya.
Pada Selasa (13/6), sejak dini hari, Gunung Mayon dilaporkan kembali memuntahkan lava pijar dan abu vulkanis hingga 100 meter. Abu vulkanis ini kemudian diterbangkan angin ke arah tenggara.
Gunung Mayon sendiri merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Filipina karena bentuknya yang runcing. Gunung setinggi 2.362 meter di atas permukaan laut ini juga diketahui sebagai gunung api paling aktif di Filipina.
Pada 2018 lalu, Gunung Mayon meletus dan membuat puluhan ribu jiwa kehilangan tempat tinggal. Pada 1814 silam, gunung ini meletus dan muntahannya mengubur desa-desa di sekitar dan menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Berapi di Filipina Meningkat, Warga Khawatir Letusan Berbahaya
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.