BEIJING, KOMPAS.TV – China menyatakan mantan deputi gubernur bank sentralnya, Fan Yifei, terbukti bersalah atas kasus korupsi. Fan Yifei menjadi pejabat tinggi terbaru yang menghadapi hukuman dalam upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Presiden Xi Jinping selama bertahun-tahun.
Fan Yifei menjadi tersangka pada bulan November yang lalu atas "dugaan pelanggaran disiplin dan hukum", yang merupakan istilah yang digunakan untuk dugaan korupsi.
Seperti laporan Straits Times, Jumat (9/6/2023), pelanggaran Fan Yifei termasuk menghadiri berbagai pesta, perjalanan wisata, dan bermain golf "melanggar aturan", mengunjungi klub pribadi, menerima hadiah dan uang, serta "menukar kekuasaan dengan seks", sesuai dengan pernyataan tersebut.
Lembaga antikorupsi internal Partai Komunis China menyatakan Fan "melanggar tugas profesional dengan serius" dan diduga telah menerima suap.
Komisi Disiplin Partai Tengah (CCDI) mengatakan Fan dipecat dari jabatan publik, harta tak sahnya disita, dan dia akan diadili secara pidana "sesuai dengan hukum".
Baca Juga: KPK Malaysia Tangkap Mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin Kasus Korupsi dan Pencucian Uang
Dalam pernyataan tersebut disebutkan, "Fan kehilangan cita-cita dan keyakinannya... menjadi acuh politik, berusaha mengganggu penyelidikan, dan terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang dipandang sebagai takhayul."
Xi, yang merubuhkan tradisi politik yang berlaku untuk memperoleh masa jabatan ketiga sebagai pemimpin China pada tahun 2022, menjadikan pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama selama sepuluh tahun kepemimpinannya.
Menurut data resmi, lebih dari 1,5 juta pejabat telah ditindak dalam kampanye ini.
Otoritas China menggambarkan kebijakan tersebut sebagai pembersihan yang sangat dibutuhkan dalam lembaga-lembaga negara, tetapi para kritikus berpendapat bahwa ini juga merupakan alat bagi Xi untuk membersihkan lawan politiknya.
Pada hari Kamis, CCDI mengumumkan tujuh penyelidikan baru terhadap manajer senior di perusahaan-perusahaan yang terkait dengan sektor penerbangan, pertambangan, dan pembangkit listrik.
Sumber : Straits Times / Shanghai Daily
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.