OSLO, KOMPAS.TV - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meningkatkan tekanan terhadap Turki untuk menghapus keberatan terhadap keanggotaan Swedia menjelang KTT bulan depan.
Seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Kamis (1/6/2023), aliansi 31 anggota ini juga sedang mempertimbangkan peningkatan status nonanggota Ukraina di NATO dan mempersiapkan kerangka kerja untuk komitmen keamanan yang dapat ditawarkan setelah perang dengan Rusia berakhir.
Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan NATO ingin memasukkan Swedia ke dalam barisan pada saat para pemimpin NATO bertemu di Lituania pada 11-12 Juli. Para anggota NATO juga berharap dapat membuat kemajuan dalam pendanaan jangka panjang dan rencana keamanan untuk Ukraina dalam acara yang sama, kata Stoltenberg.
Dia mengatakan para sekutu terus sepakat Ukraina akan menjadi anggota NATO suatu hari nanti, tetapi pada saat yang sama aliansi tersebut harus memberikan komitmen keamanan dan pendanaan baru yang substansial.
"Fokus kita hari ini adalah bagaimana kita dapat mendekatkan Ukraina ke NATO tempat dia seharusnya berada," katanya. Sebagian besar sekutu NATO sepakat Ukraina tidak akan bergabung selama masih berada dalam keadaan perang.
"Tidak ada yang tahu kapan perang akan berakhir, tetapi kita harus memastikan ketika itu terjadi, kita punya pengaturan yang kredibel untuk menjamin keamanan Ukraina di masa depan dan menghentikan siklus agresi Rusia," kata Stoltenberg.
Baca Juga: NATO Bersiap Kirim 700 Tentara ke Kosovo untuk Padamkan Bentrokan
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan para sekutu sedang fokus membantu Ukraina membangun kapasitas keamanan jangka menengah dan jangka panjang, sehingga jika dan ketika agresi saat ini mereda, Ukraina punya kapasitas penuh untuk mencegah agresi di masa depan.
"NATO punya peran dalam hal itu dalam hal pekerjaan yang dapat dilakukannya untuk membawa Ukraina sesuai dengan standar NATO," katanya. Ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Khawatir menjadi target Moskow setelah Rusia menyerbu Ukraina tahun lalu, Swedia dan Finlandia meninggalkan posisi netralitas militer mereka untuk mencari perlindungan di bawah payung keamanan NATO. Finlandia menjadi negara ke-31 yang menjadi anggota NATO pada bulan April.
NATO harus setuju secara bulat agar sebuah negara bisa bergabung. Pemerintah Turki menuduh Swedia terlalu lunak terhadap organisasi teroris dan ancaman keamanan, termasuk kelompok militan Kurdi dan orang-orang yang terkait dengan upaya kudeta tahun 2016.
Hongaria juga menunda persetujuannya, tetapi alasan di baliknya belum dipublikasikan.
Stoltenberg mengatakan dia akan melakukan perjalanan ke Ankara dalam waktu dekat untuk terus membahas bagaimana NATO dapat memastikan aksesi Swedia yang paling cepat mungkin."
Baca Juga: NATO: Sekutu Ukraina Sudah Kirim 1.550 Lapis Baja, 230 Tank dan Banyak Amunisi
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.